Jakarta, IDN Times - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, menilai komunikasi jadi salah satu pekerjaan rumah alias PR yang perlu dibenahi pemerintahan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto pada 2026.
Hal itu disampaikan Hendri saat menggelar bedah buku miliknya bertajuk Riuh-Riuh Komunikasi: Momentum Politik dan Aktivitas Media Sosial di Trinity Tower, Jakarta, Kamis (18/12/2025). Dalam buku ini, dia turut membahas bagaimana komunikasi pemerintah di era Prabowo.
Hendri memberikan contoh buruknya komunikasi yang terjadi di pemerintahan Prabowo. Misalnya, soal anggapan bencana yang terjadi di Sumatra tidak separah yang digembor-gemborkan media sosial. Belum lagi pernyataan Prabowo soal potensi sawit ditanam di Papua yang diungkapkan saat bencana Sumatra belum pulih.
"Menurut saya, akhirnya jadi berat. Saat Pak Prabowo menyampaikan sesuatu, kemudian netizen melalui media sosial menyampaikan fakta yang lain. 'Ini lho, Bener Meriah nih masih kayak gini'. 'Eh, ini lho Aceh Tamiang masih kayak gini'. Sementara kan Pak Prabowo tuh sudah bicara tentang kelapa sawit lagi di Papua," kata dia kepada awak media.




