Malang (beritajatim.com) – Isu krisis air dan energi global bukan sekadar bahan diskusi di ruang kelas Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kampus Putih ini membuktikan komitmen dengan mengamankan posisi sebagai perguruan tinggi paling berkelanjutan di Malang Raya dan lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA) tingkat nasional berdasarkan pemeringkatan UI GreenMetric 2025.
Dalam rilis terbaru, UMM berhasil menduduki peringkat 19 nasional, naik satu peringkat dari tahun sebelumnya, serta menempati posisi 102 dunia. Capaian ini mengukuhkan dominasi UMM dalam pengelolaan kampus hijau yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Keberhasilan UMM menembus jajaran elit kampus hijau dunia didasarkan pada enam indikator utama UI GreenMetric: Setting and Infrastructure, Energy and Climate Change, Waste, Water, Transportation, hingga Education and Research.
Ketua Tim GreenMetric UMM, Sandi Wahyudiono, S.T., M.T., menegaskan bahwa pencapaian ini bukanlah hasil instan. UMM membangun ekosistem keberlanjutan secara menyeluruh, di mana aspek konservasi air dan pendidikan menjadi pilar yang paling menonjol.
“Nilai kami cukup menonjol pada aspek Water, salah satunya berkat keberadaan danau kampus sebagai bagian dari konservasi air. Selain itu, aspek Education and Research terus diperkuat secara sistemik melalui riset dan kurikulum,” ujar Sandi.
Salah satu pembeda UMM dengan kampus lain adalah implementasi teknologi ramah lingkungan yang berdampak langsung. Beberapa program unggulan yang menjadi motor penilaian meliputi pemanfaatan energi terbarukan melalui penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
Kemudian dari segi transportasi ramah lingkungan, pengoperasian mobil listrik kampus dan sistem transportasi internal yang rendah emisi, serta pengelolaan limbah terpadu dan kurikulum berkelanjutan melalui integrasi mata kuliah wajib Wawasan Berkelanjutan bagi seluruh mahasiswa.
Wakil Rektor IV UMM, M. Salis Yuniardi, M.Psi., Ph.D., mengungkapkan rasa bangganya atas konsistensi kampus dalam menjaga kelestarian bumi. Ia berharap prestasi ini menjadi pemantik semangat bagi seluruh sivitas akademika untuk terus peduli pada lingkungan.
“Harapannya ini bisa menambah kepedulian untuk menjaga keberlangsungan bumi, mulai dari hal kecil seperti menjaga kebersihan hingga semangat menanam pohon,” ungkap Salis.
Senada dengan hal tersebut, Sandi Wahyudiono menekankan bahwa target UMM ke depan adalah menembus 15 besar nasional. Namun, ia menggarisbawahi bahwa fokus utama tetap pada pembentukan budaya.
“Harapannya, keberlanjutan dijaga sebagai budaya kampus, bukan sekadar tuntutan penilaian. Di situlah kekuatan UMM yang sesungguhnya,” pungkasnya. (dan/kun)



