Pantau - Penempatan pekerja migran Indonesia sepanjang tahun 2025 tercatat mencapai 110,5 persen dari target nasional, menandai pencapaian signifikan dalam sektor ketenagakerjaan internasional.
Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin, menyatakan bahwa jumlah penempatan hingga 15 Desember 2025 telah mencapai 286.422 orang, melampaui target awal sebanyak 259.144 orang.
Data resmi ini diperoleh dari Sistem Komputerisasi Pelayanan, Penempatan, dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (SISKOP2MI).
Dominasi Sektor Domestik dan Negara Tujuan UtamaPenempatan pekerja migran Indonesia masih didominasi oleh sektor domestik sebanyak 36,5 persen, diikuti oleh sektor kesehatan 20,6 persen dan sektor manufaktur 14,1 persen.
Negara tujuan utama penempatan pekerja migran Indonesia adalah Taiwan, Hong Kong, dan Malaysia.
Peningkatan jumlah pekerja migran juga berkontribusi terhadap peningkatan remitansi secara nasional.
Berdasarkan data Bank Indonesia, total remitansi pekerja migran Indonesia hingga kuartal III tahun 2025 mencapai Rp212 triliun, meningkat 38,6 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp153 triliun.
Penguatan Pelindungan dan Akses PembiayaanKementerian P2MI juga memperluas akses pembiayaan melalui penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) khusus bagi calon pekerja migran.
Sejak diluncurkan pada Agustus 2025, program ini telah menyalurkan dana sebesar Rp70,65 miliar kepada 2.382 penerima manfaat hingga 30 November 2025.
Plafon maksimal pembiayaan dalam program KUR ini mencapai Rp100 juta, dengan tujuan sebagai modal kerja untuk layanan penempatan pekerja migran Indonesia.
Dalam aspek pelindungan, Kementerian P2MI memperkuat langkah pencegahan keberangkatan pekerja migran secara nonprosedural.
Sebanyak 6.525 calon pekerja migran ilegal berhasil dicegah keberangkatannya antara 1 Januari hingga 14 Desember 2025.
Pencegahan dilakukan di pelabuhan-pelabuhan strategis di provinsi perbatasan seperti Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Barat.
Kementerian juga menjalankan Program Desa Migran Emas di 70 desa di 17 kabupaten/kota pada enam provinsi sebagai upaya mendekatkan ekosistem layanan migrasi yang aman kepada masyarakat.
Program ini dilaksanakan melalui sosialisasi, edukasi, serta penyediaan informasi seputar migrasi aman dan legal.
Dalam peringatan Hari Migran Internasional, Mukhtarudin menegaskan komitmen pemerintah terhadap pelindungan pekerja migran Indonesia.
"Keamanan pekerja migran adalah yang utama bagi kita", ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus hadir dalam melindungi pekerja migran Indonesia di manapun mereka berada.


