Ratusan warga Desa Bener Meriah dan Wih Porak, Aceh, bergotong royong membuka kembali akses jalan alternatif yang menghubungkan Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Bireuen. Jalan tersebut sebelumnya terputus akibat banjir dan longsor yang merusak jembatan di Sungai Tajuk Enang-Enang.
Dengan dana sukarela, tenaga swadaya, serta peralatan seadanya, warga membangun jembatan darurat dari kayu sisa banjir. Upaya ini dilakukan agar mobilitas warga kembali berjalan, mengingat jalan tersebut kini menjadi jalur alternatif utama setelah ruas jalan lintas tengah di Kilometer 55 terputus total.
Relawan setempat menyebut, akses jalan darurat itu mulai dibuka sejak beberapa hari terakhir. Sebelumnya, warga dari kedua desa sempat terisolasi selama hampir tiga pekan pascakejadian. Saat ini, kendaraan yang melintas masih harus dikawal dan dibantu warga karena kondisi jalan dan jembatan belum sepenuhnya aman.
“Ini jembatan sudah putus. Jadi sebelumnya jalan ini hanya jalur alternatif, sekarang justru jadi akses utama. Kalau tidak dibantu, banyak kendaraan tidak bisa lewat,” ujar salah satu relawan di lokasi.
Baca juga: Jalur Darat ke Bener Meriah Sudah Bisa Dilalui, BNPB: Percepat Pemulihan Daerah Terdampak Bencana
Menurut warga, hingga kini perbaikan masih sepenuhnya mengandalkan swadaya masyarakat. Bantuan dari pemerintah daerah belum terlihat, selain bantuan terbatas berupa bahan pangan dan sedikit beras. Warga berharap pemerintah segera turun tangan untuk menormalisasi jalan desa dan kecamatan agar aktivitas ekonomi dan sosial bisa kembali berjalan lancar.
“Kami berharap ada perhatian dari pemerintah, terutama untuk perbaikan permanen jalan dan jembatan. Supaya warga tidak lagi kesulitan,” kata relawan lainnya.
(Farouq Faza Bagjawan Alnanto)




