SURABAYA – Optimisme konsumen di Jawa Timur terus menguat seiring berakhirnya tahun 2025. Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur pada November 2025 menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mencapai 131,74, melampaui rata-rata nasional dan menjadi yang tertinggi dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa.
Angka tersebut naik dari posisi Oktober yang sebesar 127,93, dan mengukuhkan sentimen masyarakat berada pada zona optimis (indeks di atas 100). Peningkatan ini sejalan dengan tren nasional, di mana IKK Indonesia pada November 2025 juga naik menjadi 124,00 dari 121,20.
“Peningkatan keyakinan konsumen di Jawa Timur didorong oleh peningkatan persepsi kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang,” tulis Bank Indonesia dalam Siaran Persnya, Senin (15/12/2025).
Pendapatan dan Lapangan Kerja Jadi Pendorong Utama
Penguatan keyakinan ini bersumber dari perbaikan di dua indikator utama. Pertama, Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) naik menjadi 118,91, didorong oleh membaiknya persepsi terhadap penghasilan saat ini (124,99), ketersediaan lapangan kerja (116,11), dan konsumsi barang tahan lama (115,64) seperti elektronik dan kendaraan.
Kedua, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) melonjak signifikan menjadi 144,57, yang mencerminkan harapan besar masyarakat terhadap perekonomian semester pertama 2026. Optimisme ini ditopang oleh ekspektasi positif terhadap perkembangan usaha (141,03), peningkatan penghasilan (150,11), dan ketersediaan lapangan kerja di masa depan (142,58).
Kinerja Regional: Surabaya Stabil, Kota Lain Melonjak
Secara spasial, optimisme tersebar merata di seluruh wilayah pantauan. Kota Kediri mencatatkan lonjakan IKK tertinggi menjadi 152,33, diikuti oleh Kabupaten Jember yang naik ke level 135,67. Kota Surabaya sebagai ibu kota provinsi juga mengalami peningkatan tipis menjadi 120,23, sementara Kota Malang mengalami sedikit koreksi menjadi 159,92 dari posisi sebelumnya yang sangat tinggi.
Yang patut dicatat, seluruh indikator keyakinan konsumen Jawa Timur (IKK, IKE, dan IEK) berada di atas rata-rata provinsi di Pulau Jawa. Hal ini mengindikasikan bahwa kekuatan ekonomi dan sentimen masyarakat di Jawa Timur relatif lebih tangguh.
Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga Semakin Sehat
Survei ini juga mengungkapkan pola pengelolaan keuangan rumah tangga yang semakin seimbang. Proporsi pendapatan yang digunakan untuk konsumsi (APC ratio) meningkat menjadi 75,80%, mencerminkan daya beli yang terjaga. Di sisi lain, rasio utang terhadap pendapatan (debt to income ratio) justru turun menjadi 10,91%, dan proporsi tabungan (saving to income ratio) meningkat menjadi 13,29%.
“Kondisi ini mencerminkan peningkatan konsumsi masyarakat yang tetap diiringi dengan pengelolaan keuangan yang lebih sehat,” jelas Bank Indonesia.
Secara keseluruhan, survei ini memberikan sinyal positif bagi perekonomian regional. Optimisme konsumen yang tinggi, ditopang oleh peningkatan pendapatan, lapangan kerja, dan pengelolaan keuangan yang prudent, diharapkan dapat menjadi motor penggerak permintaan domestik menuju stabilisasi ekonomi yang berkelanjutan di awal tahun 2026.




