Populer: APBN Defisit Rp 560,3 T; Harga Kelapa Naik di Akhir Tahun

kumparan.com
11 jam lalu
Cover Berita

Berita mengenai kondisi fiskal negara menjadi berita populer di kumparanBisnis pada Kamis (18/12), Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mencatat realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit hingga November 2025.

Selain itu, kesulitan yang dialami pedagang kelapa akibat harga yang terus naik dan memaksa mereka menjual rugi demi menjaga pelanggan juga tak kalah menyita perhatian publik.

Berikut adalah rangkuman berita populer di kumparanBisnis:

Purbaya: APBN Defisit Rp 560,3 Triliun di November 2025

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mencatat realisasi anggaran dan belanja negara (APBN) mengalami defisit hingga 30 November 2025. Defisit APBN tercatat sebesar Rp 560,3 triliun atau setara 2,35 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

"Hingga 30 November 2025 APBN defisit Rp 560,3 triliun atau 2,35 persen dari total PDB nasional," kata Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTa di Kantor Kemenkeu, Kamis (18/12).

Secara rinci, pendapatan negara hingga akhir November 2025 mencapai Rp 2.351 triliun, yang berarti negara sudah mengumpulkan 82,1 persen pendapatan dari outlook laporan semester 2025.

Sementara itu, Purbaya juga mencatat bahwa belanja APBN telah mencapai Rp 2.911 triliun, setara dengan 82,5 persen dari outlook laporan semester 2025, dengan keseimbangan primer yang juga mencatatkan defisit sebesar Rp 82,2 triliun.

Pedagang Kelapa Keluhkan Harga Terus Naik

Pedagang kelapa bulat dan parut di Pasar Senen, Jakarta, mengeluhkan tingginya fluktuasi harga komoditas ini, yang dipengaruhi oleh pasokan dan impor, sehingga membuat harga kelapa bulat melejit dalam beberapa bulan terakhir.

Dani, salah satu pedagang di Pasar Senen, menyatakan bahwa pedagang berada dalam posisi sulit saat harga kelapa terus melonjak.

Nggak semua (jadi pelanggan). Tapi ada juga yang ke sini. (Kalau harga kelapa lagi naik) keluhan (pelanggan) sih pasti ada. Cuma kalau sama langganan, harganya nggak begitu tinggi,” kata Dani saat ditemui kumparan di Pasar Senen, Kamis (18/12).

Untuk menjaga pelanggan tetap, seperti pedagang rumah makan Padang atau ibu rumah tangga, Dani memilih menahan keuntungan, bahkan tak jarang menjual dengan margin yang sangat tipis atau bahkan jual rugi.

Praktik jual rugi ini dilakukan untuk menjaga agar usaha tetap berjalan dan pelanggan tidak berpaling, terutama saat harga sempat melonjak tajam hingga menyentuh Rp 20 ribu per butir karena masuknya kelapa impor.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Prediksi dan Link Live Streaming Thailand vs Timnas Futsal Indonesia di SEA Games 2025
• 17 jam laluskor.id
thumb
BSI Berangkatkan 25 Tangki Air Bersih untuk Korban Bencana di Aceh
• 5 jam lalukumparan.com
thumb
Kemensos Usulkan Jaminan Hidup Korban Bencana Sumatera Rp10 Ribu Per Hari
• 21 jam lalufajar.co.id
thumb
Indonesia dan Jepang Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal
• 23 jam laluidxchannel.com
thumb
AHY Sebut Revitalisasi Infrastruktur Aceh Butuh Anggaran Rp 26 T
• 5 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.