Jakarta, VIVA – Pemerintah telah menetapkan sejumlah strategi yang terukur dari kerangka peta jalan AI atau kecerdasan buatan nasional.
Dalam jangka pendek, periode 2025-2027, pemerintah fokus pada tata kelola ekosistem AI, menargetkan 100 ribu talenta AI per tahun, dan pembangunan infrastruktur data berdaulat.
Pada jangka menengah, pemerintah mendorong riset AI pada sektor publik melalui platform sandbox untuk menguji inovasi-inovasi lokal.
Sedangkan, dari sisi pembiayaan, pemerintah mengarahkan pembentukan Sovereign AI Fund dan skema pembiayaan blended financing yang menggabungkan modal dari pemerintah dan swasta.
Hal ini untuk memastikan proyek strategis nasional terus berkelanjutan. Dalam upaya ini, pemerintah mendorong peran lembaga Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) berperan aktif dalam menghimpun pendanaan.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mendorong Indonesia menjadi bagian dari rantai pasok global pada industri semikonduktor guna memperkuat posisi Indonesia dalam persaingan ekosistem kecerdasan buatan (AI).
"Saya kira untuk memperkuat bargaining position (posisi tawar) kita di tengah persaingan industri artificial intelligence ini, Indonesia dengan kekayaan mineralnya harus bisa masuk ke dalam global supply chain di industri AI," katanya di Jakarta, Kamis, 18 Desember 2025.
Ia menjelaskan, Indonesia memiliki 340 juta ton cadangan pasir silika yang merupakan bahan utama chip dan semikonduktor.
"Ini modal utama, pasir silika itu menjadi bahan baku utama membuat wafer silikon yang merupakan dasar untuk chip. Sekarang menjadi industri strategis yang sedang dikejar oleh negara maju," tutur wamenkomdigi.
Namun, hingga kini, Indonesia belum masuk rantai pasok global industri tersebut, bahkan pabrik semikonduktor di dalam negeri masih bergantung pada komponen impor.
Nah, agar bisa masuk rantai pasok global, Nezar menekankan pentingnya hilirisasi agar Indonesia tidak hanya sebatas menjadi pemasok bahan mentah ke negara lain.
"Kita hanya mampu mengekspor pasir silika mentah ke China, negara-negara Eropa, ke Jepang untuk kemudian diolah di sana. Saya kira ini harus dihentikan, kita harus melakukan hilirisasi agar kita bisa masuk dalam rantai pasok global ini," tegas dia.




