Pemerintah Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Chateraise. Chateraise siap menjadi pembeli kakao dari kabupaten tersebut.
“Ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan pendapatan dan membangun kemakmuran bagi petani kakao di Gorontalo. Jadi yang beli sudah ada. Jangan khawatir,” kata Rachmat Gobel, anggota DPR RI dari daerah pemilihan Gorontalo, yang ikut menandatangani MoU tersebut, Kamis, 18 Desember 2025.
Chateraise adalah perusahaan kuliner yang menghasilkan produk-produk premium di Jepang, seperti kue, coklat, es krim, dan lain-lain. Wakil Bupati Pohuwato, Iwan S Adam, Direktur Chateraise, Kenji Miyashita, dan Jimmy Taher yang juga dari Chateraise, yang menandatangani naskah kerja sama tersebut. Penandatanganan dilakukan di halaman Balai Desa Makarti Jaya, Kecamatan Taluditi.
Pada kesempatan tersebut, Rachmat Gobel, yang menginisiasi kerja sama tersebut, melakukan dialog dengan petani kakao. Iwan S Adam menyatakan, 95 persen penduduk di kawasan tersebut bertanam kakao. Sedangkan petani berharap agar pemerintah bisa membangun akses jalan untuk memudahkan pengangkutan kakao.
“Nanti di sini bukan hanya menjadi kawasan perkebunan, tapi juga akan dibangun menjadi desa wisata, yaitu sebagai kawasan agrowisata kakao dan coklat,” kata Gobel. Saat ini, ia akan membangun 10 kawasan agrowisata, yaitu agrowisata kacang tanah, agrowisata pisang, agrowisata kakao, agrowisata bambu, agrowisata kopi, dan lain-lain. Untuk tahap pertama, yang sedang dibangun, adalah agrowisata kacang tanah di Tilihuwa, Kabupaten Gorontalo. Program agrowisata ini akan ia integrasikan dengan program koperasi. “Jadi, nanti Bapak-Bapak agar bergabung dengan Koperasi Merah Putih,” katanya.
Program agrowisata ini merupakan bagian dari upaya Rachmat Gobel dalam mengurangi angka kemiskinan di Gorontalo. Saat ini, Gorontalo merupakan salah satu provinsi termiskin di Indonesia. Melalui program berbasis komunitas ini, kata Gobel, diharapkan akan lebih mempercepat upaya pemberdayaan masyarakat.
Dua hari sebelumnya, juga ada penandatanganan MoU antara Pemkab Gorontalo dengan Garudafood untuk menjamin penyerapan hasil pertanian kacang tanah.
“Melalui perjanjian kerja sama dengan pihak industri ini maka akan memperpendek jalur suplai dari petani ke industri. Dengan demikian akan terjadi ekosistem yang lebih solid dan menjamin stabilitas hubungan antara petani dan industri, tanpa harus melalui tengkulak,” katanya.
Selama ini, kata Gobel, petani memiliki kedudukan yang paling lemah dalam supply chain industri. Hal ini, katanya, terutama karena antara petani dan industri terdapat jaringan pedagang dan tengkulak, yang bisa berjenjang. Akibat faktor kelembagaan petani yang lemah, permodalan petani yang lemah, dan tak memiliki sistem pergudangan membuat petani sangat rawan dalam penentuan harga.
“Akhirnya mereka terjebak pada ijon dan utang. Karena itu, petani harus tergabung ke dalam koperasi,” katanya.
Lebih lanjut Gobel mengatakan, “Yang terpenting bukan masalah harga, tapi bagaimana pendapatan petani terus meningkat dan petani menjadi sejahtera.”
Pada kesempatan itu, Gobel memberikan 2.500 bibit kakao premium. Selain itu, dilakukan penanaman kakao bersama. Pada pagi harinya, Gobel melepaskan burung maleo di Hutan Panua, Paguat, Pohuwato. Burung maleo adalah burung yang dilindungi dan endemik Sulawesi. Namun saat ini, paling banyak di Gorontalo dan Sulawesi Tengah.
Dengan pelepasan burung maleo ini diharapkan makin menyadarkan masyarakat untuk menjaga kelestarian burung maleo dan habitatnya. Burung maleo hanya menghasilkan satu telur di musim bertelur. Maleo tinggal di hutan namun bertelur di dekat pantai, di tanah berpasir. Namun burung maleo tidak mengerami telurnya.



