Pemerintah menegaskan komitmennya untuk membuka ruang seluas-luasnya bagi pengembangan industri teknologi di Indonesia. Ini dilakukan karena Indonesia membutuhkan dukungan pembangunan pengembangan kecerdasan buatan.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, menyatakan Indonesia terbuka bagi inisiatif pembangunan emerging technologies, termasuk kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), baik dari investor maupun inovator global.
“Kita sangat terbuka dengan segala inisiatif untuk membangun industri emerging technologies yang ada di Indonesia, termasuk juga AI,” ujar Nezar saat menjadi pembicara di acara Diskusi Publik “Menjelajah Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional, Pijakan untuk Berdikari”, di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (18/12).
Nezar menegaskan, pemerintah siap memberikan berbagai bentuk dukungan, termasuk insentif, bagi perusahaan teknologi global yang ingin berinvestasi di Indonesia. Menurutnya, posisi Indonesia saat ini semakin diperhitungkan dan menjadi negara yang diminati dalam kerja sama pengembangan industri teknologi.
“Ada banyak peminat, para investor, dan juga sejumlah negara yang menginginkan kerja sama dengan Indonesia untuk membangun industri strategis yang penting ini,” kata Nezar.
Karena itu, pemerintah mendorong perusahaan teknologi global untuk tidak hanya berinvestasi, tetapi juga memanfaatkan sumber daya yang dimiliki Indonesia guna membangun keunggulan kompetitif di tingkat global. Salah satu sektor yang dinilai strategis adalah industri semikonduktor.
“Kita sangat mengharapkan para investor dan juga inovator memanfaatkan sumber daya yang kita miliki di sini untuk bisa mendapatkan keunggulan komparatif dalam persaingan global, terutama di industri-industri strategis seperti semikonduktor,” tuturnya.
Nezar menjelaskan, pemerintah telah menetapkan sejumlah strategi terukur melalui kerangka peta jalan AI nasional. Dalam jangka pendek, periode 2025–2027, fokus pemerintah diarahkan pada penguatan tata kelola ekosistem AI, pengembangan 100 ribu talenta AI per tahun, serta pembangunan infrastruktur data yang berdaulat.
Sementara dalam jangka menengah, pemerintah mendorong penguatan riset AI di sektor publik melalui pengembangan platform sandbox, yang memungkinkan pengujian berbagai inovasi AI lokal secara terkontrol.
Dari sisi pembiayaan, pemerintah juga menyiapkan langkah strategis melalui pembentukan Sovereign AI Fund serta skema blended financing. Skema ini menggabungkan pendanaan dari pemerintah dan sektor swasta guna memastikan keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional.
Dalam mendukung upaya tersebut, pemerintah mendorong peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk berperan aktif dalam menghimpun dan mengelola pendanaan, khususnya bagi pengembangan industri teknologi strategis di Indonesia.





