Seluruh masyarakat Indonesia setiap tahunnya memperingati hari yang dipersembahkan untuk menghormati pejuang para perempuan, yaitu Hari Ibu. Tradisi memperingati Hari Ibu di Indonesia bukan hanya sekedar momentum seremonial saja, tetapi juga bentuk penghargaan terhadap peran perempuan dalam pemabngunan sosial, budaya, dan keluarga.
Masyarakat selalu menanti momen ini setiap tahunnya sebagai bentuk cinta dan penghormatan kepada sosok ibu yang menjadi pilar utama kehidupan. Lalu kapan peringatan Hari ibu? Simak penjelasan berikut ini.
Kapan Hari Ibu?Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Hal ini ditetapkan dalam Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959 mengenai hari-hari nasional yang bukan termasuk hari libur. Pada tahun 2025, peringatan Hari Ibu jatuh pada hari Senin, 22 Desember.
Pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) juga telah mengeluarkan panduan untuk memperingati Hari Ibu ke-97 pada tahun 2025.
Sejarah Hari Ibu di IndonesiaHari Ibu di Indonesia memiliki sejarah panjang yang dimulai jauh sebelum penetapannya sebagai hari nasional. Kesadaran akan pentingnya peran serta perempuan dalam masyarakat mulai muncul sejak awal abad ke-20. Pada tanggal 22-25 Desember 1928, diadakanlah Kongres Perempuan Indonesia Pertama di Yogyakarta.Pada waktu yang sama, yaitu bulan Oktober 1928, juga diselenggarakan Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda, menandakan adanya kesadaran kolektif di antara pemuda dan perempuan mengenai pentingnya kesetaraan.
Pelaksanaan Kongres Perempuan ini menjadi simbol kebangkitan kesadaran perempuan Indonesia terhadap hak-hak mereka. Diharapkan melalui kongres ini, perempuan dapat bersatu dan berjuang bersama untuk memperbaiki nasib serta meningkatkan posisi mereka dalam masyarakat. Sebagai hasil dari perjuangan ini, diusulkan peringatan Hari Ibu dan akhirnya ditetapkan secara resmi pada tahun 1959.
Hari Ibu menjadi momentum refleksi bagi masyarakat untuk menghargai peran dan kontribusi perempuan dalam pembangunan bangsa. Dengan merayakan Hari Ibu, diharapkan seluruh masyarakat dapat memahami dan menghargai hak serta keberadaan perempuan di tengah masyarakat yang terus berkembang.
Tema Peringatan Hari Ibu 2025Tema yang diangkat pada peringatan Hari Ibu 2025 adalah "Perempuan Berdaya dan Berkarya, Menuju Indonesia Emas 2045". Tema ini memiliki makna yang sangat signifikan, mengajak masyarakat untuk menyadari pentingnya peran aktif perempuan dalam berbagai sektor kehidupan.
Perempuan berdaya merupakan perempuan yang memiliki kekuatan, kemampuan, keterampilan, serta kebebasan untuk mengambil keputusan. Dalam konteks ini, perempuan diharapkan mampu melawan ketidakadilan dan diskriminasi, serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan bangsa. Sementara itu, perempuan berkarya berarti perempuan diharapkan mengembangkan kreativitas dan inovasi untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkelanjutan.
Pada tahun 2025, KemenPPPA menetapkan fokus khusus pada perempuan pesisir dan perempuan nelayan. Ini merupakan langkah penting untuk memberikan penghargaan terhadap kontribusi mereka yang seringkali tidak terlihat, meskipun berperan strategis dalam menjaga ketahanan ekonomi keluarga dan keberlanjutan sumber daya laut. Peringatan ini bertujuan untuk mendorong masyarakat agar lebih menghargai dan mendukung peran perempuan pesisir dalam pembangunan ekonomi.
Dengan mengusung tema ini, diharapkan keberadaan dan perjuangan perempuan pesisir semakin diakui dan diperhatikan oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045 yang menginginkan semua perempuan, termasuk yang berada di daerah pesisir, turut berperan dalam kemajuan bangsa.
Makna Logo Hari Ibu 2025Logo resmi untuk Hari Ibu ke-97 Tahun 2025 memiliki unsur-unsur yang kaya makna. Di dalam logo tersebut terdapat setangkai bunga melati, angka 97, warna merah putih yang berkibar, dan tulisan "Merdeka Melaksanakan Dharma". Masing-masing elemen ini memiliki arti tersendiri.
Setangkai bunga melati melambangkan kasih sayang, kesucian, dan pengabdian. Bunga ini juga merepresentasikan ikatan emosional yang kuat antara ibu dan anak, menyoroti karakteristik perempuan yang penuh cinta dan dedikasi.
Angka 97 menandakan sudah hampir satu abad kehadiran perempuan Indonesia dalam berbagai bidang pembangunan. Hal ini menunjukkan betapa kontribusi perempuan telah menjadi bagian dari sejarah dan kemajuan bangsa.
Warna merah putih dalam logo berkibar melambangkan semangat perjuangan yang tidak pernah pudar. Ini merupakan pengingat akan perjuangan yang telah dan akan terus dilakukan perempuan Indonesia dalam mempertahankan martabat dan kemerdekaan mereka.
Tulisan "Merdeka Melaksanakan Dharma" menegaskan tekad perempuan Indonesia untuk terus berkontribusi bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Melalui logo ini, diharapkan dapat mendorong perempuan untuk terus berkarya dan berperan aktif dalam berbagai aspek kehidupan, bukan hanya dalam lingkup domestik, tetapi dalam semua bidang yang ada.





