Yogyakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkuat pemulihan sosial masyarakat terdampak banjir dan tanah longsor di Kota Sibolga, Sumatera Utara, melalui pendampingan psikososial dan trauma healing.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan yang dikonfirmasi dari Yogyakarta, Jumat, mengatakan bahwa pemulihan psikologis menjadi bagian penting dalam fase tanggap darurat dan transisi menuju pemulihan.
BNPB bersama pemerintah daerah dan unsur terkait mendampingi pelaksanaan kegiatan dukungan psikososial, khususnya bagi anak-anak yang terdampak bencana.
Kegiatan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan pemantauan penyaluran bantuan logistik dan layanan kesehatan di lokasi pengungsian.
Bencana banjir dan longsor di Sibolga berdampak pada empat kecamatan dan menyebabkan 54 orang meninggal dunia, satu orang hilang, serta 61 orang luka-luka.
Sebanyak 1.232 warga masih mengungsi di 16 titik pengungsian yang tersebar di tujuh kelurahan dengan konsentrasi terbesar di Kecamatan Sibolga Utara dan Sibolga Selatan.
Dalam masa tanggap darurat, pemerintah daerah membuka dapur umum dan memastikan layanan dasar bagi pengungsi tetap terpenuhi.
BNPB menilai penguatan pemulihan sosial diharapkan dapat membantu masyarakat bangkit secara bertahap dan kembali menjalani aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Pemkab Nagan Raya bagikan 50 unit genset bantu listrik bagi pengungsi
Baca juga: Kementras gelar doa bersama dan penggalangan dana bencana Sumatra
Baca juga: Mendikdasmen sebut Rp2 juta untuk guru korban bencana bukan tunjangan
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan yang dikonfirmasi dari Yogyakarta, Jumat, mengatakan bahwa pemulihan psikologis menjadi bagian penting dalam fase tanggap darurat dan transisi menuju pemulihan.
BNPB bersama pemerintah daerah dan unsur terkait mendampingi pelaksanaan kegiatan dukungan psikososial, khususnya bagi anak-anak yang terdampak bencana.
Kegiatan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan pemantauan penyaluran bantuan logistik dan layanan kesehatan di lokasi pengungsian.
Bencana banjir dan longsor di Sibolga berdampak pada empat kecamatan dan menyebabkan 54 orang meninggal dunia, satu orang hilang, serta 61 orang luka-luka.
Sebanyak 1.232 warga masih mengungsi di 16 titik pengungsian yang tersebar di tujuh kelurahan dengan konsentrasi terbesar di Kecamatan Sibolga Utara dan Sibolga Selatan.
Dalam masa tanggap darurat, pemerintah daerah membuka dapur umum dan memastikan layanan dasar bagi pengungsi tetap terpenuhi.
BNPB menilai penguatan pemulihan sosial diharapkan dapat membantu masyarakat bangkit secara bertahap dan kembali menjalani aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Pemkab Nagan Raya bagikan 50 unit genset bantu listrik bagi pengungsi
Baca juga: Kementras gelar doa bersama dan penggalangan dana bencana Sumatra
Baca juga: Mendikdasmen sebut Rp2 juta untuk guru korban bencana bukan tunjangan




