Niat Operasi Angkat Kista, Wanita Ini Justru Mengandung Bayi Cukup Bulan

kumparan.com
6 jam lalu
Cover Berita

Kisah aneh tapi nyata dialami oleh seorang wanita di California, Amerika Serikat. Niat awal ingin menjalani operasi pengangkatan kista berukuran besar, tapi tes kehamilan jelang prosedur justru menunjukkan di dalam perut wanita itu tersimpan bayi cukup bulan, tersembunyi di balik kista tersebut.

Wanita itu adalah Suze Lopez (41), seorang perawat unit gawat darurat asal Bakersfield. Cerita bermula ketika Lopez sedang menonton pertandingan bisbol Los Angeles Dodgers bersama sang suami, Andrew. Namun kebahagiaan itu segera berubah menjadi kepanikan. Di tengah pertandingan, Lopez merasakan nyeri perut hebat. Mereka pun langsung menuju Cedars-Sinai.

Setibanya di rumah sakit, tekanan darah Lopez terdeteksi sangat tinggi. Saat tim medis menangani kondisinya, mereka juga melakukan serangkaian pemeriksaan lanjutan, termasuk tes darah, MRI, dan USG. Dari sini lah terungkap bahwa Lopez mengalami kehamilan ektopik abdominal, kondisi langka di mana janin berkembang di luar rahim, tepatnya di rongga perut.

Posisi bayi berada dekat hati, dengan bagian punggungnya menumpang di atas rahim.

“Bayi itu tumbuh di dalam perutnya, tepat di belakang massa kista yang mendorong organ-organ di sekitarnya,” jelas Dr. John Ozimek, direktur medis bagian Persalinan dan Unit Perawatan Ibu-Janin di Cedars-Sinai. “Itulah alasan utama mengapa ia tidak menyadari kehamilannya.”

Ia akhirnya menjalani prosedur medis langka, mengangkat kista sekaligus bayinya dalam satu operasi. Proses kompleks ini melibatkan sekitar 30 tenaga medis di Cedars-Sinai Medical Center, Los Angeles.

Menurut pernyataan resmi Cedars-Sinai, Lopez sempat mengalami perdarahan hebat usai persalinan. Tim medis berhasil menstabilkannya dengan transfusi 11 kantong darah.

Bayi laki-laki yang kemudian lahir itu memiliki berat sekitar 3,6 kilogram. Tak lama setelah dilahirkan, ia langsung dipindahkan ke unit perawatan intensif neonatal (NICU). Meski kondisinya terbilang sangat berisiko sejak awal, para dokter menyebut bayi tersebut dalam keadaan sangat sehat.

“Saya benar-benar takjub dengan bayi kecil ini,” ujar Dr. Sara Dayanim, neonatolog di Cedars-Sinai Guerin Children’s, sebagaimana dikutip Live Science. “Ia menentang semua kemungkinan.”

Bayi yang kemudian diberi nama Ryu itu baru terungkap keberadaannya karena Lopez dijadwalkan menjalani operasi pengangkatan kista ovarium seberat hampir 10 kilogram. Kista tersebut memang tidak bersifat kanker, namun sudah tumbuh selama bertahun-tahun.

Lopez sendiri terbiasa mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur dan kerap merasakan ketidaknyamanan di perut. Karena itu, ia tak pernah menyangka akan mendapatkan hasil tes kehamilan positif.

Ozimek mengatakan, sejauh ini kehamilan yang berkembang di luar rahim dan tetap bertahan hidup nyaris belum pernah terjadi sebelumnya.

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim dan mencakup sekitar 2 persen dari seluruh kehamilan. Semua jenis kehamilan ektopik tergolong mengancam nyawa karena berisiko merobek organ, menyebabkan perdarahan hebat, hingga syok akibat kehilangan darah. Kehamilan ektopik tidak dapat dipindahkan ke dalam rahim, sehingga penanganan medis umumnya dilakukan dengan mengakhiri kehamilan melalui obat-obatan atau pembedahan.

Sekitar 95 persen kehamilan ektopik terjadi di tuba falopi, saluran yang menghubungkan ovarium dan rahim. Sementara itu, kehamilan ektopik di rongga perut hanya terjadi pada sekitar 1 persen dari kasus kehamilan ektopik.

Jika luput terdeteksi, seperti dalam kasus Lopez, peluang janin berkembang normal di luar rahim sangat kecil. Dalam banyak kasus, kondisi ini berujung pada kematian janin.

Meski demikian, literatur medis mencatat sejumlah kecil kasus luar biasa, di mana kehamilan ektopik abdominal baru terdeteksi di usia kehamilan lanjut dan akhirnya menghasilkan bayi yang lahir sehat.

Dalam kasus Lopez, tantangan terbesar adalah bagaimana melahirkan bayi dengan plasenta dan pembuluh darah yang menempel di rongga perut, sekaligus mengangkat kista ovarium berukuran sangat besar, semuanya sambil memastikan keselamatan ibu dan bayi.

“Kami harus melakukan semuanya dengan sangat hati-hati demi menyelamatkan ibu dan anak ini,” kata Dr. Michael Manuel, ahli onkologi ginekologi di Providence Cedars-Sinai Tarzana Medical Center. “Dan pada akhirnya, kami berhasil.”

Lopez, yang telah memiliki seorang putri remaja, mengaku telah lama berharap bisa hamil untuk kedua kalinya.

“Saya tak pernah menyangka bahwa setelah 17 tahun berdoa dan berusaha memiliki anak kedua, saya benar-benar hamil,” ujarnya. “Sekarang saya menghargai setiap hal kecil. Segalanya. Setiap hari adalah anugerah, dan saya tak akan menyia-nyiakannya.”


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
UMP 2026 Diprotes Buruh, Edy Wuryanto Ingatkan Upah Layak dan Daya Beli Pekerja Harus Jadi Acuan
• 1 jam lalupantau.com
thumb
8 Strategi BP2MI Dongkrak Daya Saing PMI di Pasar Global
• 23 jam lalucnbcindonesia.com
thumb
BRI Super League: Kondisi Prima, Teja Paku Alam Siap Beraksi Kawal Gawang Persib Hadapi Bhayangkara FC
• 2 jam lalubola.com
thumb
Kemenkeu Telah Salurkan Dana Rp 268 M ke Daerah Terdampak Bencana Sumatra
• 19 jam lalukatadata.co.id
thumb
iPhone 17 versi murah bakal punya fitur magsafe? Ini bocoran terbarunya dan perkiraan rilis
• 9 jam lalubrilio.net
Berhasil disimpan.