Marcell Darwin, exclusive talent Gushcloud Indonesia, akan menunaikan ibadah Umroh perdana bersama sang istri, Fasty Nabila, pada Januari 2026.
Bagi Marcell, yang merupakan seorang mualaf, perjalanan ke Tanah Suci ini menjadi puncak dari penantian panjang untuk menyaksikan Ka’bah secara langsung sekaligus menandai fase baru dalam perjalanan imannya.
Keberangkatan ini disiapkan secara spiritual dan mental setelah keduanya merasa waktunya tepat, baik secara batin maupun kesiapan hidup.
Beauty, keputusan Umroh tersebut tidak datang secara tiba-tiba. Marcell dan Fasty mengungkapkan bahwa setelah bertahun-tahun mengisi waktu dengan liburan keluarga, mereka mulai menyadari adanya perjalanan yang lebih bermakna dan tak lagi ingin ditunda.
Kesadaran itu muncul seiring refleksi personal, terutama bagi Marcell sebagai mualaf yang telah lama menyimpan keinginan untuk mendekatkan diri secara nyata dengan pusat spiritual umat Islam.
“Untuk Marcell sebagai mualaf, ada keinginan kuat untuk melihat Ka’bah secara langsung. Selama ini kami fokus pada liburan, dan tiba-tiba kami merasa ada perjalanan yang jauh lebih penting, apalagi ketika secara finansial sudah tercukupi,” ujar Fasty.
Kesempatan menjalani Umroh terasa semakin nyata ketika pasangan ini mendapat ajakan kolaborasi bersama Halan Tour sebagai travel partner resmi. Bagi Marcell, momen tersebut terasa sangat personal dan emosional.
“Rasanya seperti undangan dari Allah ketika hati kami benar-benar siap menjalani perjalanan ini,” ungkapnya.
Menjelang keberangkatan, persiapan yang dilakukan tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga menyentuh aspek batin.
Marcell dan Fasty aktif mengikuti pembelajaran mengenai tata cara Umroh bersama para ustaz, termasuk bimbingan dari Ustaz Ali Bawazier yang akan mendampingi selama di Tanah Suci.
Proses ini menjadi ruang belajar sekaligus adaptasi bagi Marcell dalam memperdalam praktik ibadahnya.
“Kami belajar banyak hal dasar, memperbaiki niat, dan perlahan membangun rutinitas baru. Bahkan Marcell mulai set alarm salat tepat waktu karena ingin mempersiapkan hati lebih baik,” kata Fasty.
Dalam proses tersebut, keduanya mengakui banyak momen reflektif muncul, baik sebagai pasangan maupun sebagai orang tua.
Menjelang hari keberangkatan, perasaan haru dan antusias semakin terasa. Marcell menyebut emosinya campur aduk, namun dipenuhi rasa syukur atas kesempatan menjalani perjalanan spiritual yang telah lama dinantikan.
Bagi Marcell dan Fasty, Umroh perdana ini menjadi momentum untuk merapikan hati, meneguhkan niat, serta menyelaraskan kembali tujuan hidup sebagai keluarga, seiring perjalanan iman yang terus bertumbuh.





