FAJAR, JAKARTA- Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diprogramkan pemerintah terus bergulir. Meskipun sekolah libur, namun dapur MBG akan tetap beroperasi. Pemerintah menawarkan skema penyaluran MBG ke pelajar selama libur akhir semester ganjil.
Wakil Kepala BGN Nanik Sudaryati Deyang menegaskan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) atau dapur MBG akan tetap beroperasi selama libur sekolah. Namun, siswa diberi kebebasan melalui sekolah untuk memilih mekanisme penyaluran MBG yang inginkan selama libur. Sekolah dapat memilih satu dari dua skema distribusi sajian MBG.
Pertama, distribusi MBG melalui mekanisme paket, yakni; jatah untuk enam hari disalurkan dua kali dalam seminggu. Dengan catatan; menu yang diterima siswa berupa kombinasi antara sajian siap santap dan makanan dalam kemasan seperti roti, telur, susu, dan buah.
Kedua, siswa tetap bisa mendapatkan paket makan siap santap setiap harinya. Syaratnya, siswa harus bersedia datang ke sekolah setiap hari untuk mengambil paket MBG tersebut.
“Distribusi program prioritas Presiden Prabowo Subianto itu tidak mengenal kata libur. Misalnya, jika tidak ada siswa yang berkenan hadir di sekolah, SPPG tetap akan memproduksi sajian MBG untuk melayani penerima manfaat kategori ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” kata dia.
Libur sekolah periode semester ganjil akan dimulai, pekan depan. Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 14 Tahun 2025 tentang Kegiatan Siswa selama Libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, disebutkan bahwa libur sekolah berlangsung selama dua pekan, atau sampai 4 Januari 2026.
Kepala BGN Dadan Hindayana menambahkan skema alternatifnya adalah paket MBG akan dibagikan sebelum memasuki masa libur ketika mayoritas siswa di suatu satuan pendidikan menolak untuk datang ke sekolah secara berkala selama libur sekolah.
Saat ini, per 15 Desember 2025, sudah menghabiskan berkisar Rp52,9 triliun anggaran yang bersumber dari APBN 2025.
Total pagu anggaran MBG tahun 2025 adalah Rp71 triliun, itu artinya program ini sudah menyerap 74,6 persen anggaran. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menuturkan capaian tersebut menunjukkan percepatan pelaksanaan program prioritas pemerintah yang menyasar anak-anak dan ibu hamil di seluruh Indonesia.
Saat ini, kata dia, program MBG telah menjangkau 50,7 juta penerima dari total target 82,9 juta orang. Penerima tersebut terdiri dari anak-anak, siswa, serta ibu hamil yang mendapatkan manfaat makan bergizi gratis.
“Capaian tersebut sangat signifikan karena langsung berdampak pada pemenuhan gizi masyarakat, khususnya generasi muda,” ujar Suahasil dalam konferensi pers APBN KiTA di Jakarta, dikutip Jumat 19 Desember 2025.
Sementara itu, dalam pelaksanaannya, program MBG dijalankan setiap hari oleh 17.555 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai daerah. Program ini juga memberikan dampak ekonomi dengan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yakni; 741.985 pekerja.
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan bahwa anggaran Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga 8 September 2025 mencapai 13 triliun, atau 18,3 persen dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Sampai 8 September 2025 telah melayani 22,7 juta penerima dilayani oleh 7.644 SPPG. Dilihat dari sebarannya, paling banyak realisasi MBG telah diterima oleh sebanyak 13,26 juta orang di Pulau Jawa. Sedangkan penerima Sumatera sebanyak 4,86 juta; Kalimantan 1,03 juta; Sulawesi 1,70 juta orang; Maluku-Papua 0,52 juta orang; dan Bali-Nusa Tenggara 1,34 juta orang. (*)




