Manuver Emiten Prajogo Chandra Asri (TPIA) Cari Dana Jumbo Rp6 T, Apa Targetnya?

katadata.co.id
2 jam lalu
Cover Berita

Emiten petrokimia milik konglomerat Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) bersiap memperkuat bisnis di 2025. Sebagai bagian dari rencana jangka panjang, perusahaan mengeluarkan obligasi berkelanjutan V dengan target dana yang akan dihimpun sebesar Rp 6 triliun. 

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan dalam rangka penawaran umum itu, TPIA merilis obligasi berkelanjutan V Tahap I 2025 dengan jumlah pokok Rp 1,5 triliun. Dana itu nantinya akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja termasuk pembelian bahan baku produksi untuk kegiatan usaha TPIA. 

Adapun obligasi itu terbagi menjadi tiga seri. Obligasi Seri A berjangka waktu 3 tahun dan jatuh tempo pada 13 Januari 2029, Seri B berjangka waktu 5 tahun dengan jatuh tempo 13 Januari 2031, dan Seri C berjangka waktu 7 tahun yang akan jatuh tempo pada 13 Januari 2033.

Lalu penjamin pelaksana emisi obligasi jumbo itu yakni PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia, PT Henan Putihrai Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. Sedangkan wali amanatnya yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

“Obligasi Berkelanjutan V Tahap II dan tahap selanjutnya jika ada akan ditentukan kemudian,” demikian tertulis dalam prospektus, dikutip Jumat (19/12).

Berikut jadwal obligasi TPIA yang akan diterbitkan 2026:

  • Perkiraan Masa Penawaran Awal: 18–23 Desember 2025
  • Perkiraan Tanggal Efektif: 30 Desember 2025
  • Perkiraan Masa Penawaran Umum: 5–8 Januari 2026
  • Perkiraan Tanggal Penjatahan: 9 Januari 2026
  • Perkiraan Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan: 13 Januari 2026
  • Perkiraan Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik: 13 Januari 2026
  • Perkiraan Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia: 14 Januari 2026
TPIA Caplok SPBU ExxonMobil Singapura

Apabila menilik aksi korporasi emiten Prajogo itu baru-baru ini, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) mengakuisisi jaringan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) bermerek Esso milik ExxonMobil di Singapura.

Jaringan SPBU Esso di Singapura mencakup sekitar 60 lokasi, terdiri dari 27 lahan dengan kepemilikan penuh dan 33 lahan sewa. Berdasarkan jumlah lokasi maupun volume penjualan bahan bakar, dengan total penjualan mencapai sekitar 2,4 juta barrel bahan bakar per tahun.  

Esso saat ini merupakan pemimpin pasar SPBU di Singapura. Adapun transaksi ini masih menunggu persetujuan dari otoritas terkait dan ditargetkan rampung pada akhir 2025. Aksi korporasi ini merupakan bagian dari strategi pertumbuhan jangka panjang Chandra Asri Group, yang berfokus pada pengembangan infrastruktur energi terintegrasi guna memperluas pasar solusi energi dan mobilitas di Singapura dan kawasan Asia Tenggara.  

Presiden Direktur & CEO Chandra Asri Group Erwin Ciputra mengatakan, ekspansi ke ekosistem bahan bakar ritel di Singapura merupakan langkah strategis dalam membangun platform terintegrasi untuk pertumbuhan regional.  

Menurutnya, jaringan ritel bahan bakar yang kuat dan iklim usaha yang kondusif di Singapura menjadi fondasi solid bagi Chandra Asri Group untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin solusi energi, manufaktur, dan infrastruktur di Asia Tenggara. 

“Kami bertujuan memperkuat kelincahan operasional, ketahanan energi, dan daya saing Singapura sebagai pusat energi regional terdepan,” kata Erwin dalam keterangan resminya, Jumat (24/10).  

Dari aksi itu, TPIA diproyeksi mengalami lonjakan pendapatan usai mengakuisisi jaringan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) itu. Stockbit Sekuritas menyampaikan bahwa dalam earnings call kuartal ketiga 2025  pada Rabu (5/11), Chandra Asri Pacific menegaskan akuisisi itu diperkirakan menambah pendapatan sekitar US$ 500 juta atau sekitar Rp 8,34 triliun. Transaksi ini juga disebut akan langsung berkontribusi positif terhadap laba bersih dan arus kas operasional TPIA. 

“Rencana akuisisi ini juga diharapkan menambah recurring revenue yang stabil dari pasar SPBU ritel di Singapura yang memiliki margin tinggi, sehingga dapat membantu menyeimbangkan portofolio bisnis petrokimia TPIA yang siklikal,” demikian penjelasan Stockbit dalam Stockbit Snips, dikutip Jumat (7/11).


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Danantara Beli Hotel-Lahan di Makkah, Wamenhaj Sebut Akan Tekan Biaya Haji
• 13 jam laludetik.com
thumb
BRI Super League, Persijap Jepara Resmi Tunjuk Divaldo Alves Jadi Pelatih, Kembali Nostalgia Medio 2010
• 2 jam lalubola.com
thumb
Soal Desakan Bencana Nasional, Seskab Teddy:  Semua Bantuan Sudah dari Pusat Rp 60 Triliun
• 4 jam lalurealita.co
thumb
Bencana Sumatera, Sejumlah Wilayah Tetapkan Status Transisi Darurat
• 4 jam lalurctiplus.com
thumb
Profil Vincent Verhaag: Suami Jessica Iskandar dan Sumber Kekayaannya
• 23 jam lalumediaindonesia.com
Berhasil disimpan.