BRIN Ramal Ekonomi RI Cuma Tumbuh 4,9%-5,2% pada 2026, Ini Alasannya

bisnis.com
21 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 hanya akan bergerak di kisaran 4,9% hingga 5,2%. Angka ini mencerminkan kewaspadaan tinggi terhadap guncangan (shock) belanja pemerintah akibat kebijakan efisiensi anggaran yang agresif serta pemulihan pasar tenaga kerja yang lambat.

Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Ekonomi Makro dan Keuangan BRIN Pihri Buhaerah mengungkapkan bahwa proyeksi tersebut dihasilkan melalui model sistem dinamik yang mengadopsi konsep predator-prey.

Dalam analogi ekonomi ini, pemotongan anggaran dan peningkatan utang luar negeri bertindak sebagai 'pemangsa' (predator), sementara rasio pajak dan potensi pertumbuhan ekonomi menjadi pihak yang 'dimangsa' (prey).

"Untuk lompatan besar [pertumbuhan ekonomi], kami tidak melihat itu karena ada shock di belanja, terutama di pemotongan anggaran itu. Baik pemerintah pusat dan daerah sepertinya belum siap untuk strategi realokasi yang tepat," ujar Pihri dalam paparan Economic Outlook 2026, Jumat (19/12/2025).

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Pasar Tenaga Kerja Masih Rapuh

Selain tekanan fiskal, Pihri menyoroti fenomena anomali di pasar tenaga kerja. Kendati tingkat pengangguran terbuka turun di bawah 5%, angka setengah pengangguran justru merangkak naik. Jika dikalkulasikan, total pengangguran berada di level 12% secara dinilai cenderung tinggi.

Baca Juga

  • Peringatan World Bank untuk Ekonomi RI Kala Defisit APBN Dekati 3%
  • Airlangga Lapor ke Prabowo: Pertumbuhan Ekonomi 5,2% Bisa Dicapai, IHSG All Time High
  • Purbaya Pastikan Bencana Sumatra Tidak Berdampak Negatif ke Pertumbuhan Ekonomi

Mengacu pada riset historis, Pihri menjelaskan bahwa pemulihan pasar tenaga kerja akibat guncangan sisi suplai dan permintaan seperti saat pandemi 2020 membutuhkan waktu pemulihan (recovery) yang jauh lebih lambat dibandingkan pemulihan output produksi.

"Waktu tercepat untuk kembali normal akibat gangguan di pasar tenaga kerja itu membutuhkan paling cepat empat tahun. Output atau level produksi sudah kembali normal, cuma masalahnya di pasar tenaga kerja tidak membaik. Informalisasi meningkat, setengah pengangguran meningkat," jelasnya.

Ditambah lagi, sambungnya, risiko bencana alam tidak hanya mengancam Sumatra tetapi merata di berbagai pulau. BRIN khawatir ancaman itu akan memperlambat sisi suplai dan permintaan tahun depan. Faktor-faktor inilah yang menahan batas bawah pertumbuhan di angka 4,9%.

Harapan pada Danantara & Defisit Fiskal

Kendati demikian, BRIN masih melihat peluang pertumbuhan menyentuh 5,2%. Optimisme ini bersandar pada kebijakan Kementerian Keuangan yang melebarkan defisit fiskal, sehingga postur belanja 2026 dinilai lebih ekspansif ketimbang 2025.

Namun, persoalannya nanti adalah bagaimana mentransformasi ekspansi fiskal itu menjadi mesin pertumbuhan," ungkap Pihri.

BRIN juga memandang Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, dan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bisa mendorong pertumbuhan ekonomi apabila sudah bekerja secara maksimal pada tahun depan.

Sebagai perbandingan, proyeksi pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,9%—5,2% dari BRIN itu sedikit lebih konservatif dibandingkan target pemerintah dalam APBN 2026 sebesar 5,4%, namun sejalan dengan proyeksi Bank Dunia (5,0%) dan IMF (4,9%). 

Adapun untuk sisa tahun berjalan, BRIN meyakini ekonomi kuartal IV/2025 mampu tumbuh 5,10%, terdongkrak oleh momentum Natal dan Tahun Baru serta perbaikan pola realisasi belanja negara. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2025 diproyeksikan terkunci di angka 5,04%.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
YouTuber Ajak Bersatu Bantu Sumatra: Pemerintah, TNI, Polri Sudah Gerak
• 1 jam lalutvrinews.com
thumb
Kapan Malam 1 Rajab 1447 H? Ini Waktu dan Amalan yang Dianjurkan
• 8 jam lalukompas.tv
thumb
Pemerintah Siap Bangun 2.600 Hunian Tetap untuk Korban Bencana di Tiga Provinsi
• 17 jam lalupantau.com
thumb
Asing Net Buy Rp 3,3 T Sepekan, Saham Bank Jumbo BMRI, BBRI dan BBCA Topang IHSG
• 2 jam lalukatadata.co.id
thumb
Kejagung Dalami Dugaan Keterlibatan Jaksa Lain dalam Pemerasan WN Korsel
• 20 jam lalumetrotvnews.com
Berhasil disimpan.