Bisnis.com, PALEMBANG— Konsumsi energi di wilayah Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) diproyeksikan mengalami peningkatan sejalan dengan tingginya mobilitas masyarakat selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.
Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Erwin Dwiyanto mengungkapkan potensi peningkatan konsumsi bahan bakar di momen libur akhir tahun ini berbeda-beda.
Dia menyebut untuk produk bensin, konsumsi diperkirakan naik sekitar 4,3% dibandingkan rata-rata normal di November, kemudian LPG diprediksi meningkat 5,6%, dan avtur melonjak hingga 10,8% dari kondisi normal.
“Sedangkan untuk solar diproyeksikan turun sekitar 6,03% dari rata-rata normal,” ujarnya, Kamis (18/12/2025).
Menurut Erwin, pihaknya akan mengantisipasi lonjakan permintaan dengan menambah jumlah pasokan gasoline mencapai 27.262 kiloliter. Kemudian juga penambahan LPG mencapai 2.002 metrik ton.
“Sedangkan pasokan solar tetap dijaga sesuai kebutuhan, karena proyeksinya mengalami penurunan,” kata dia.
Baca Juga
- Pertamina Rayakan HUT ke-68 dengan Gelar Khitan Massal di Cilacap
- Pertamina Gelar Operasi Pasar 20.000 Tabung LPG 3 Kg di Aceh
- Harga BBM 18 Desember 2025 Pertamina, Shell, BP, dan Vivo
Dia menambahkan, dari sisi distribusi, jumlah sarana pendukung juga akan ditambah, seperti satu kapal suplai tambahan berkapasitas 9.400 kiloliter dan penambahan 43 unit mobil tangki.
Dengan begitu, total armada pengangkut BBM yang akan disiagakan meningkat dari 357 unit menjadi 405 unit.
“Kami juga menyiapkan skema alternatif atau emergensi. Jika ada terminal BBM yang berada dalam kondisi kritis, pasokan akan disuplai dari terminal lain agar stok di SPBU tetap terjaga,” jelas Erwin.
Anggota Komisi XII DPR RI, Yulian Gunhar mengatakan secara umum kesiapan Pertamina Patra Niaga Sumbagsel untuk menghadapi Nataru sudah cukup baik.
Namun, kata dia, terdapat sejumlah tantangan dari sisi hulu yang berada di luar kewenangan Pertamina Patra Niaga.
“Kebutuhan BBM nasional sekitar 1,6 juta barel per hari, tapi produksi baru sekitar 600 ribu barel per hari. Sementara menunggu impor ada kendala dalam pengiriman, termasuk kendala cuaca,” kata dia.
Kondisi ini juga disebut berdampak pada ketahanan stok beberapa jenis BBM, seperti Dexlite yang tercatat hanya mencapai 0,8 hari.
“Memang bukan berarti tidak mampu disalurkan, tetapi dari hulu memang belum tersuplai,” tegasnya.




