- Total 369 korban meninggal akibat rentetan bencana alam di Sumatera Utara dirilis Pusdalops PB pada Jumat (19/12/2025).
- Korban jiwa tersebar pada 12 dari 19 kabupaten/kota, dengan Tapanuli Tengah mencatat korban tertinggi mencapai 132 jiwa.
- Data korban meninggal dunia ini masih bersifat sementara karena tim di lapangan masih terus melakukan proses pendataan dan evakuasi.
Suara.com - Kabar duka kembali menyelimuti Provinsi Sumatra Utara. Angka korban meninggal dunia akibat rentetan bencana alam yang menerjang sejumlah wilayah dilaporkan terus bertambah. Data terbaru menunjukkan, jumlah korban jiwa kini telah mencapai 369 orang.
Angka memilukan ini dirilis secara resmi oleh Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatra Utara pada Jumat petang (19/12/2025).
Berdasarkan laporan yang diterima hingga pukul 17.00 WIB, terjadi penambahan dua korban jiwa dari data hari sebelumnya, Kamis (18/12), yang tercatat sebanyak 367 orang.
Pusdalops PB Sumut merinci bahwa 369 korban meninggal dunia tersebut tersebar di 12 dari total 19 kabupaten/kota yang porak-poranda dilanda bencana.
Angka ini menjadi cerminan betapa luas dan dahsyatnya dampak bencana yang terjadi di provinsi tersebut.
Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi wilayah dengan catatan korban jiwa paling memilukan, yakni sebanyak 132 orang. Disusul oleh Kabupaten Tapanuli Selatan dengan 88 korban meninggal dunia, dan Kota Sibolga yang kehilangan 54 warganya.
Duka mendalam juga dirasakan di Kabupaten Tapanuli Utara yang mencatat 36 korban jiwa. Sementara itu, wilayah lain juga melaporkan adanya korban meninggal, antara lain Kabupaten Deliserdang sebanyak 17 orang, Kabupaten Langkat 15 orang, dan Kota Medan 12 orang.
Selanjutnya, di Kabupaten Humbang Hasundutan tercatat 10 orang meninggal dunia, Kabupaten Pakpak Bharat dua orang, serta Kota Padangsidimpuan, Kabupaten Nias, dan Kabupaten Nias Selatan yang masing-masing melaporkan satu korban jiwa.
Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Sri Wahyuni Pancasilawati, menegaskan bahwa data yang dirilis ini masih bersifat sementara.
Baca Juga: Ancaman Bencana Kedua Sumatra: Saat Wabah Penyakit Mengintai di Tenda Pengungsian
Tim di lapangan terus melakukan pendataan dan evakuasi, sehingga angka-angka tersebut sangat mungkin untuk kembali bergerak.
Dia menjelaskan bahwa berbagai upaya penanganan darurat terus dimaksimalkan oleh pemerintah daerah di masing-masing wilayah terdampak, berkolaborasi dengan sejumlah pemangku kebijakan terkait untuk mempercepat proses pemulihan.
"Untuk perkembangan atas bencana itu akan terus diinformasikan termasuk data-datanya," kata dia sebagaimana dilansir Antara.



