Ahli Gizi IPB: Program MBG Efektif Tekan Kebiasaan Jajan Sembarangan Anak

jpnn.com
5 jam lalu
Cover Berita

jpnn.com, JAKARTA - Perilaku konsumsi anak-anak sekolah kini mulai mengalami perubahan positif seiring berjalannya program Makan Bergizi Gratis (MBG) selama hampir satu tahun terakhir.

Transformasi kebiasaan makan ini berdampak langsung pada perbaikan profil kesehatan siswa, yang terlihat nyata dari peningkatan status gizi serta normalisasi Indeks Massa Tubuh (IMT) penerima manfaat MBG di berbagai daerah.

BACA JUGA: Keluarkan SE, Kemendagri Minta Kepala Daerah Prioritaskan Penerbitan PBG Untuk MBG

Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor Prof. Ikeu Tanziha mengungkapkan bahwa kehadiran MBG menjadi solusi bagi masalah jajan sembarangan yang kerap menghantui kesehatan anak-anak dan remaja di Indonesia.

Menurut Prof. Ikeu, MBG memiliki peran unik dalam menyeimbangkan Indeks Massa Tubuh (IMT) peserta didik.

BACA JUGA: Siswa SMP Ini Tak Ganti Sepatu Sejak 5 SD, Kini Bisa Nabung untuk Beli Berkat MBG

Data menunjukkan adanya perbaikan signifikan pada anak yang mengalami masalah gizi.

"Anak-anak yang tadinya masuk kategori kurus sekali, naik menjadi kurus ringan atau bahkan masuk kategori normal. Di sisi lain, anak dengan kelebihan berat badan (overweight) mengalami penurunan IMT menuju berat ideal," jelas Prof. Ikeu dalam sebuah wawancara.

BACA JUGA: Prabowo Janji Traktir Siswa Korban Ditabrak Mobil MBG Makan Bubur Ayam

Fenomena ini terjadi karena rasa kenyang yang didapatkan dari porsi MBG yang terukur.

"Karena mereka merasa kenyang dengan makanan bergizi, keinginan untuk jajan sembarangan yang tinggi garam, gula, dan lemak (GGL) jadi berkurang drastis," tambahnya.

Lebih dari sekadar membagikan makanan, Prof. Ikeu menekankan bahwa setiap paket MBG yang diterima siswa mengandung nilai edukasi yang besar.

Program ini mengajarkan prinsip Gizi Seimbang secara langsung di kepada anak-anak.

"Setiap makanan dalam ompreng itu bukan sekadar makanan, tapi ada nilai edukasinya. Anak-anak belajar bahwa makanan yang baik harus terdiri dari karbohidrat, dua sumber protein hewani dan nabati, serta sayur dan buah," paparnya.

Edukasi ini dinilai sangat krusial bagi kelompok remaja. Prof. Ikeu menyoroti masalah body image di kalangan remaja yang sering kali melakukan diet ketat karena merasa gemuk padahal berat badannya normal, sehingga berujung pada kekurangan gizi.

MBG hadir untuk meluruskan persepsi tersebut bahwa sehat adalah tentang keseimbangan nutrisi dan aktivitas fisik, bukan sekadar membatasi makan.

"Tujuan besar MBG adalah pemenuhan gizi nasional dan perbaikan perilaku konsumsi. Jika gizinya terpenuhi dan anak-anak sehat, secara otomatis capaian pendidikan mereka juga akan lebih tinggi," kata Prof. Ikeu.

Hingga saat ini, program MBG telah menjangkau hampir 60 juta penerima manfaat, mulai dari pelajar, balita, hingga ibu hamil dan menyusui.

Dengan alokasi anggaran sebesar Rp 71 triliun, program ini telah tersebar di 38 provinsi dan 7.022 kecamatan.

Tak hanya soal kesehatan, infrastruktur pendukung program ini juga menggerakkan ekonomi nasional. Dengan beroperasinya 14.773 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), telah menyerap lebih dari 500 ribu tenaga kerja. (rhs/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... UTIFEST Guncang GOR Soemantri, Hadirkan Puluhan Musikus Terbaik dari Timur Indonesia


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Sejumlah Daerah di Sumatra Masuki Status Transisi Darurat, Pembangunan Hunian Dipercepat
• 12 jam lalupantau.com
thumb
Hasil Piala Super Italia: Napoli Lolos Final Usai Singkirkan AC Milan
• 21 jam lalutvonenews.com
thumb
Klub Nathan Tjoe-A-On Kalah Telak dan Tersingkir dari Piala Belanda
• 18 jam laluskor.id
thumb
Tiga Orang Tewas saat Pria Membawa Parang Mengamuk di Taiwan
• 15 menit lalumetrotvnews.com
thumb
Warga Diizinkan Gunakan Kayu Gelondongan untuk Bangun Hunian Pasca Banjir Sumatera
• 12 jam laluidxchannel.com
Berhasil disimpan.