JAKARTA, KOMPAS– Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta para relawan bencana dari PDI-P bergerak cepat dengan prioritas menyelamatkan para korban yang terdampak bencana. Kebutuhan untuk bergerak cepat ini yang menjadi landasan berdirinya Badan Penanggulangan Bencana atau Baguna PDI-P.
Baguna dibentuk saat Megawati menjabat sebagai Wakil Presiden RI di era Presiden Ke-4 RI Abdurrahman Wahid. Saat Megawati diangkat menjadi Presiden ke-5 RI, Baguna pun terus membantu dalam penanggulangan bencana.
“Karena Baguna itu saya yang bikin. Karena ketika saya menjadi Wapres, disuruh sama Pak Presiden Gus Dur, kalau ada bencana, ada segala macam, pergi melihat sendiri. Saya sudah menghitung lho, ketika membuat Baguna ini, yang saya minta kecepatan dan kepintaran,” kata Megawati dalam pengarahan terhadap para relawan Baguna PDI-P di Jakarta, Jumat (19/12/2025).
Siapapun yang terkena, siapapun yang mau makan, dipersilakan untuk makan di tempat kami.
Dalam pengarahannya, Megawati meminta upaya penyelamatan dan bantuan terhadap korban bencana tidak memandang latar belakang. Bantuan partai ke lokasi bencana adalah untuk siapa saja karena ini adalah urusan kemanusiaan. “Siapapun yang terkena, siapapun yang mau makan, dipersilakan untuk makan di tempat kami,” katanya.
Bantuan yang diberikan harus sesuai kebutuhan dari para penyintas, terutama makanan. Para korban membutuhkan makanan yang tepat. Para relawan Baguna pun dimintanya pintar dalam memilih makanan yang akan disajikan di dapur umum.
Pakaian-pakaian yang disumbangkan harus layak dan kebutuhan dasar harus terpenuhi. Dia juga meminta para kader cepat bergerak ke lokasi bencana terdekat dari kantor wilayah masing-masing.
Megawati meminta para relawan Baguna bergerak cepat di lapangan. Waktu yang ada sangat berarti sehingga akan semakin banyak nyawa yang diselamatkan ketika relawan bergerak cepat.
“Menit-menit itu sangat berarti. Untuk mendapatkan oksigen kalau tidak dalam waktu cepat diberikan, itu berarti, kan, harus perlu waktu. Manusia itu berapa menit bisa mati ketika tidak ada oksigen,” ujar Megawati.
Usai menerima arahan dari Megawati, Ketua DPP PDI-P Tri Rismaharini menyatakan pihaknya terus bergerak dalam penanggulangan bencana di Sumatera. Hal ini juga dijabarkan dalam Seminar Mitigasi Bencana yang juga masuk dalam rangkaian acara, Jumat.
“Teman-teman bergerak terus, ya. Contohnya, Ketua DPD (PDI-P) Aceh posisi di Aceh Utara, di Pidie Jaya, kemudian nanti bergerak dan bertemu saya. Di Aceh Tamiang ketemu saya. Di Padang juga begitu. Teman-teman bergerak membuat dapur umum, sesuai instruksi Ketua Umum,” papar Risma.
Risma menuturkan, PDI-P tidak memberikan bantuan dengan uang tunai. Kondisi di lapangan yang serba terbatas membuat partai memutuskan untuk memberikan bantuan berupa barang-barang yang dibutuhkan para penyintas.
“Tadi Ibu (Megawati) juga menyampaikan, kan? Sudah ada list. Nah, mungkin yang enggak kebayang adalah kelambu. Kalau selimut, sudah dari awal kita (kirim) sama air. Listrik juga belum, sebagian belum menyala,” kata Risma.
Tim kesehatan PDI-P juga mengecek para korban. Ketua DPP PDI-P Ribka Tjiptaning menyatakan tim tersebut sudah bergerak sejak 5 Desember 2025. Sejumlah titik telah dikunjungi dan dilayani, mulai dari Kota Padang, Padang-Pariaman, Agam, lalu berlanjut ke utara.
Kapal Laksamana Malahayati, RS Terapung yang dikelola PDI-P, juga sudah bergerak di perairan Pulau Sumatera. Kapal ini mengunjungi sejumlah titik dan memberikan bantuan kepada korban-korban terdampak.
“Sekarang sudah ada di Langsa. Nanti Kapal Malahayati ke Aceh Timur, Aceh Besar, Banda Aceh, turun ke Sibolga. Sampai sekarang masih terus berjalan, obat-obatan kita siap sampai sekarang,” kata Ribka.

:quality(80):format(jpeg)/posts/2025-12/16/featured-a55a389d0d5e93d4965f53114af644e9_1765890787-b.jpg)


