Kementerian ESDM mengantisipasi penyaluran energi di wilayah-wilayah rawan bencana dengan membangun persediaan (stockpile), jelang masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah belajar dari fenomena bencana banjir dan longsor di wilayah Sumatera, di mana akibat terputusnya akses, maka penyaluran energi menjadi tersendat.
"Kita berpengalaman dari bencana yang ada, maka daerah-daerah yang kita mitigasi berpotensi untuk menjadi bencana, kita membuat stockpile, baik itu LPG maupun BBM," katanya saat konferensi pers, Jumat (19/12).
Bahlil mencontohkan wilayah yang terdampak banjir terparah seperti Tapanuli Utara, Sibolga, dan Nias, karena tidak ada pasokan dari Dumai, pemerintah akhirnya mengambil dari Sumatera Barat (Sumbar).
Sama halnya dengan wilayah Aceh, ke depannya pemerintah akan membangun persediaan yang lebih banyak. Dia menyebutkan pasokan terutama akan dialirkan dari Medan, Sumatera Utara.
"Aceh kita rencana membuat stok lebih banyak mungkin di Bandar Aceh dan di beberapa kabupaten lain. Kemudian untuk meng-cover sebagian kabupaten di Aceh, kita akan taruh di Medan. Kayak Tamiang itu kan lebih dekat lewat Medan," tutur Bahlil.
"Jadi kita sudah membuat titik-titik dalam rangka antisipasi, kalau kemungkinan terjelek terjadi. Jadi ini sebelum hujan, kita menyiapkan payung," imbuhnya.
Bahlil menjelaskan, pasokan BBM, LPG, dan listrik secara nasional berada dalam kondisi aman menjelang Nataru. Untuk BBM, Pertalite berada di ketahanan 19 hari, Pertamax 23 hari, dan Pertamax Green dan Pertamax Turbo di 31 hari.
Sementara stok Solar subsidi sebanyak 15 hari dan Solar nonsubsidi 25 hari. Kemudian LPG berada di ketahanan 12,17 hari, serta avtur di atas 29 hari.
"Listrik secara nasional pada umumnya itu kondisinya normal, baik dari sisi ketersediaan BBM untuk power plant, gas, maupun batu bara, itu tidak ada isu, cadangan kita di atas 10 hari semuanya," jelas Bahlil.
Bahlil menjelaskan, karena cuaca tidak menentu dan tidak terkendali di akhir tahun ini, maka pemerintah mengantisipasi fenomena geologi. Selain terkait pergerakan tanah, Kementerian ESDM juga memantau gunung berapi.
"Khusus untuk gunung berapi, gunung berapi kita ada tiga status Siaga yaitu Lewotobi Laki-laki, Merapi, sama Semeru. Dan 24 status Waspada. Kemudian erupsi tercatat di Gunung Ibu, Merapi, dan Semeru," tuturnya.
Kemudian, lanjut Bahlil, menyangkut tanah longsor salah satu yang diantisipasi terjadi di Gegerbitung, Sukabumi, serta fenomena gempa bumi salah satunya di Muna, Sulawesi Tenggara.





