Dongkrak Produksi Minyak di Lapangan Tua, PHR Terapkan Teknologi Injeksi Kimia

tvrinews.com
18 jam lalu
Cover Berita

Penulis: Irwansyah

TVRINews, Pekanbaru

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menghadirkan inovasi di sektor hulu migas melalui penerapan teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR). Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan produksi minyak di lapangan tua yang masih menyimpan cadangan, namun sulit diekstraksi dengan metode konvensional.

CEOR memanfaatkan kombinasi tiga bahan kimia, yakni alkali, surfaktan, dan polimer (ASP), yang diinjeksikan ke dalam reservoir untuk menyapu minyak dari pori-pori batuan. Surfaktan berfungsi melepaskan ikatan minyak dari batuan, polimer menyapu minyak yang telah terlepas, dan alkali mengurangi penyerapan surfaktan serta polimer, sehingga sisa minyak lebih mudah dialirkan.

“Dengan penerapan CEOR di Lapangan Minas, teknologi ini diharapkan mampu memperpanjang usia produksi lapangan tua sekaligus meningkatkan kontribusi terhadap produksi migas nasional,” ujar Syaiful Ma’arif, Vice President Secondary & Enhanced Oil Recovery PHR Regional 1, dalam keterangannya, Jumat (19/12/2025).

Bahan surfaktan racikan PHR merupakan inovasi lokal berbasis petroleum sulfonate, disinergikan dengan PT Pertamina Lubricant (PTPL) untuk pengadaan, blending, quality control, dan pengiriman ke lokasi proyek. Uji coba lapangan dilakukan pada Proyek Surfactant Extended Stimulation (SES) di Lapangan Balam South, Rokan Hilir – Riau, pada Juli 2025, dengan peningkatan produksi yang signifikan.

Lapangan Minas, yang telah berproduksi sejak 1952, masih menyimpan cadangan besar. Dengan CEOR, tingkat perolehan minyak diperkirakan meningkat 12–16% dari Original Oil in Place (OOIP). Injeksi ASP skala komersial dijadwalkan dimulai pada 23 Desember 2025, dan produksi tambahan diperkirakan terlihat pertengahan 2026 dengan target 2.800 barel per hari pada puncaknya.

Program CEOR merupakan strategi nasional untuk menjaga ketahanan energi Indonesia dan mendukung target produksi 1 juta barel per hari pada 2030. Selain itu, teknologi ini memaksimalkan pemanfaatan infrastruktur yang ada, sehingga proyek bisa dijalankan lebih efisien dan berkelanjutan.

Keberhasilan CEOR di Lapangan Minas diharapkan menjadi tonggak bagi penerapan teknologi serupa di lapangan lain di Indonesia, sekaligus membuktikan bahwa inovasi lokal mampu menjawab tantangan energi nasional.

Editor: Redaktur TVRINews

Komentar
1000 Karakter tersisa
Kirim
Komentar

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kejagung Jerat Tersangka 3 Jaksa di Banten Pemeras WN Korsel
• 21 jam lalukumparan.com
thumb
Tambah Kepemilikan, Bos Summarecon (SMRA) Borong 13,06 Juta Lembar Saham
• 13 jam lalubisnis.com
thumb
Pemprov DKI Wajibkan Tes Kesehatan Sopir Bus Nataru di Empat Terminal
• 20 jam lalukompas.com
thumb
Stok dan Distribusi BBM di Banda Aceh Berangsur Pulih
• 4 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Pembangunan Bandar Antariksa Biak, BRIN: Kemandirian Teknologi Nasional!
• 2 jam laluokezone.com
Berhasil disimpan.