Penulis: Irwansyah
TVRINews, Pekanbaru
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menghadirkan inovasi di sektor hulu migas melalui penerapan teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR). Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan produksi minyak di lapangan tua yang masih menyimpan cadangan, namun sulit diekstraksi dengan metode konvensional.
CEOR memanfaatkan kombinasi tiga bahan kimia, yakni alkali, surfaktan, dan polimer (ASP), yang diinjeksikan ke dalam reservoir untuk menyapu minyak dari pori-pori batuan. Surfaktan berfungsi melepaskan ikatan minyak dari batuan, polimer menyapu minyak yang telah terlepas, dan alkali mengurangi penyerapan surfaktan serta polimer, sehingga sisa minyak lebih mudah dialirkan.
“Dengan penerapan CEOR di Lapangan Minas, teknologi ini diharapkan mampu memperpanjang usia produksi lapangan tua sekaligus meningkatkan kontribusi terhadap produksi migas nasional,” ujar Syaiful Ma’arif, Vice President Secondary & Enhanced Oil Recovery PHR Regional 1, dalam keterangannya, Jumat (19/12/2025).
Bahan surfaktan racikan PHR merupakan inovasi lokal berbasis petroleum sulfonate, disinergikan dengan PT Pertamina Lubricant (PTPL) untuk pengadaan, blending, quality control, dan pengiriman ke lokasi proyek. Uji coba lapangan dilakukan pada Proyek Surfactant Extended Stimulation (SES) di Lapangan Balam South, Rokan Hilir – Riau, pada Juli 2025, dengan peningkatan produksi yang signifikan.
Lapangan Minas, yang telah berproduksi sejak 1952, masih menyimpan cadangan besar. Dengan CEOR, tingkat perolehan minyak diperkirakan meningkat 12–16% dari Original Oil in Place (OOIP). Injeksi ASP skala komersial dijadwalkan dimulai pada 23 Desember 2025, dan produksi tambahan diperkirakan terlihat pertengahan 2026 dengan target 2.800 barel per hari pada puncaknya.
Program CEOR merupakan strategi nasional untuk menjaga ketahanan energi Indonesia dan mendukung target produksi 1 juta barel per hari pada 2030. Selain itu, teknologi ini memaksimalkan pemanfaatan infrastruktur yang ada, sehingga proyek bisa dijalankan lebih efisien dan berkelanjutan.
Keberhasilan CEOR di Lapangan Minas diharapkan menjadi tonggak bagi penerapan teknologi serupa di lapangan lain di Indonesia, sekaligus membuktikan bahwa inovasi lokal mampu menjawab tantangan energi nasional.
Editor: Redaktur TVRINews




