Partai Komunis Tiongkok (PKT) gencar mendorong masyarakat untuk menandatangani perjanjian donasi organ tubuh. Namun, seiring terus terungkapnya kejahatan pengambilan organ hidup, masyarakat semakin menyadari berbagai tipu daya yang digunakan dan tidak lagi mempercayainya.
Baru-baru ini, media resmi PKT melaporkan bahwa 164 warga dari sebuah desa di Provinsi Hunan secara sukarela menandatangani surat donasi organ dan jenazah, yang justru memicu kecaman luas dari warganet. Banyak yang menyindir: “Sudah tidak mudah menipu lagi, sekarang mulai menipu petani.”
EtIndonesia. Menurut laporan media resmi Partai Komunis Tiongkok, The Paper (澎湃新聞), pada 15 Desember, Palang Merah Tiongkok menggelar konferensi pers di Beijing mengenai kerja layanan relawan, memaparkan perkembangan dan hasil kerja sistem Palang Merah nasional dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam konferensi tersebut disebutkan bahwa Luo Ya, anggota komite cabang Partai Desa Gaotian, Kecamatan Chunkou, Kota Liuyang, Provinsi Hunan, sekaligus kepala kantor Palang Merah desa, “berbagi pengalaman” bahwa berkat upaya berkelanjutan Palang Merah Provinsi Hunan, warga Desa Gaotian diklaim telah mengubah pandangan tradisional yang menganggap keutuhan jenazah sebagai batas akhir bakti kepada orang tua.
Disebutkan, mereka kini menerima “konsep baru” berupa donasi organ dan perpanjangan kehidupan, yang disebut telah menjadi kesepakatan seluruh desa. Hingga kini, 164 warga desa disebut telah secara sukarela menandatangani surat donasi organ dan jenazah.
(Tangkapan layar dari internet)(Tangkapan layar dari internet)
Laporan tersebut bahkan menyatakan bahwa, “angka ini mencerminkan kemajuan peradaban pedesaan dan peningkatan taraf spiritual warga desa.”
Namun, laporan itu memicu gelombang kritik dan sindiran dari netizen daratan Tiongkok, di antaranya:
- “Sekarang bisa mencocokkan organ secara terang-terangan.”
- “Begitu menandatangani, kemungkinan ‘kecelakaan’ akan naik 10.000%.”
- “Mau tanda tangan atau tidak, hasilnya sama saja.”
- “Yang tanda tangan dikasih imbalan, yang tidak tanda tangan menghilang secara misterius. Mereka memang tidak berniat membiarkan siapapun lolos.”
Sebagian netizen menyindir dengan nada sarkastik:
- “Warga desa: saya tidak tahu apa-apa, bagian atasnya ditutup, katanya ada keuntungan, jadi saya tanda tangan saja.”
- “Warga desa: apa? Bukannya ada manfaat? Kok malah jadi donasi organ?”
Seorang netizen dari Sichuan mengatakan hal serupa : “Dulu di daerah kami benar-benar ada yang melakukan hal seperti ini. Bagian atas ditutup, lalu warga desa diminta tanda tangan, ternyata itu adalah surat donasi organ dan jenazah.”
Netizen lainnya mempertanyakan:
- “Kalau ini benar-benar disebut energi positif penyelamatan nyawa, berapa orang dari redaksi The Paper yang sudah menandatangani surat donasi organ?”
- “Kalau ini perbuatan mulia dan semangat pengorbanan, maka seluruh anggota Partai, pegawai negeri, media resmi, dan institusi pemerintah seharusnya memberi contoh dengan menandatangani terlebih dahulu.”
- “Kalau terus-menerus bilang ini hal baik, tapi sendiri bersembunyi dan tidak melakukannya sama sekali, pasti ada yang mencurigakan.”
- “Menurut saya, staf Palang Merah seharusnya yang pertama menandatangani perjanjian donasi.”
- “Jika ini perbuatan baik, maka anggota Partai dan pejabat publik harus memberi teladan, bahkan membawa anak-anak mereka sendiri untuk berdonasi sebagai contoh.”
Ada pula netizen yang mengecam:
- “Semakin sulit menipu, sekarang mulai menipu petani.”
- “Rencana pemusnahan satu desa.”
Di platform Zhihu di daratan Tiongkok, sebuah pertanyaan berbunyi: “Mengapa sekarang semakin banyak orang menentang transplantasi organ?” Seorang netizen menjawab:
“Karena orang biasa seperti kita ini bisa berubah menjadi pemasok ‘suku cadang’ yang berjalan. Anak-anak yang dibesarkan dengan susah payah oleh kita dan orang tua kita, akhirnya dimanfaatkan untuk keuntungan besar tanpa modal.”
Ia melanjutkan: “Berapa jumlah transplantasi organ setiap tahun di Tiongkok? Dari mana semua ‘suku cadang’ itu berasal? Apakah benar ada begitu banyak donasi sukarela yang kebetulan meninggal, lalu kebetulan cocok? Apa bisa sebegitu kebetulannya?”
Laporan kompilasi oleh reporter Li Li / Lin Qing



