Serangan Bom Thailand Hancurkan Kawasan Neraka Scam Online Kamboja, Korban Terlunta Tanpa Harapan Pulang ke Rumah

erabaru.net
17 jam lalu
Cover Berita

Banyak netizen Tiongkok meninggalkan komentar ucapan terima kasih kepada pemerintah Thailand di kolom komentar akun Weibo Kedutaan Besar Thailand di Tiongkok

Selama sepekan terakhir, Thailand  membombardir kamp-kamp penipuan daring (scam online) di wilayah perbatasan Kamboja. Namun, sebagian besar orang di dalam kamp tersebut telah dipindahkan lebih dulu. Para korban yang berhasil melarikan diri mengungkapkan bahwa masih terdapat ratusan hingga ribuan kamp serupa di Kamboja, yang menahan banyak orang—termasuk anak di bawah umur—dan hanya segelintir korban yang bisa kembali ke negara asal. Selain itu, di kawasan perbatasan Thailand–Myanmar, masih banyak orang terjebak di tepi sungai tanpa ada pihak yang mengurus mereka

EtIndonesia. Konflik antara Thailand dan Kamboja telah berlangsung lebih dari satu minggu. Thailand mengebom kamp-kamp penipuan online di wilayah perbatasan Kamboja. Banyak warganet Tiongkok meninggalkan komentar ucapan terima kasih kepada pemerintah Thailand di kolom komentar akun Weibo Kedutaan Besar Thailand di Tiongkok.

Video yang beredar di internet memperlihatkan sejumlah besar orang melarikan diri dari kamp penipuan di perbatasan Thailand–Kamboja, sebagian diantaranya dipindahkan menggunakan bus ke lokasi lain.

Selama sepekan terakhir, Thailand membombardir kamp-kamp penipuan daring (scam online) di wilayah perbatasan Kamboja

Para korban mengungkapkan bahwa di Kamboja terdapat lebih dari 50 kamp besar dan ratusan hingga ribuan kamp kecil, sebagian dipindahkan dari Myanmar. Setiap hari ada orang yang ditipu dan dibawa masuk ke kamp-kamp tersebut. Pemukulan hingga kematian atau cacat berat disebut sebagai hal yang biasa, dan hanya sedikit orang yang beruntung bisa diselamatkan dan pulang ke negaranya.

 “Saya ditipu dengan iming-iming pekerjaan bergaji tinggi. Di sana saya dihukum, dipukuli, dan disetrum listrik. Sekarang memang banyak penindakan, tetapi masih banyak kamp yang beroperasi. Baik mahasiswa maupun pelajar SMA sangat mudah tertipu. Sejak paruh kedua tahun lalu hingga tahun ini, bahkan anak-anak usia 12–13 tahun juga sudah ditipu dan dibawa ke sana,” ujar korban asal Jiangxi, Xiao Li.

Seorang anggota keluarga korban, Nyonya Wang, mengatakan:  “Adik saya ditipu dan dibawa ke sana selama 47 hari. Baru beberapa hari pulang, kami sudah menghabiskan lebih dari 340 ribu yuan. Seluruh punggungnya penuh bekas setruman tongkat listrik, pantatnya sampai tidak bisa diduduki, ada luka sayatan pisau dan bekas dibakar korek api. Saraf tangan kanannya rusak, sampai tidak bisa memegang sumpit dengan normal.”

Banyak netizen Tiongkok meninggalkan komentar ucapan terima kasih kepada pemerintah Thailand (tangkapan layar)

Di wilayah Myawaddy, perbatasan Thailand–Myanmar, kamp penipuan yang terkenal kejam, Kamp KK, belum lama ini dibom oleh militer Myanmar hingga menjadi puing-puing. Kamp-kamp di sekitarnya juga disisir. 

Di antaranya, Kamp Shunda, masih banyak orang terjebak di tepi sungai, ingin pulang ke negara asal tetapi tidak ada yang mengurus mereka, sehingga mereka mengirimkan pesan-pesan permohonan pertolongan.

Anggota jaringan penipuan mengungkapkan bahwa sebagian orang telah dipindahkan ke lokasi lain untuk melanjutkan penipuan, sementara para pemilik dan preman pengawas sebagian besar berasal dari Provinsi Fujian.

 “Perusahaan besar masih beroperasi normal, yang dipindahkan itu perusahaan kecil. Jangan pernah berpikir ke sana untuk mencari gaji tinggi. Sangat sedikit yang bisa pulang. Hanya sekitar 10 persen yang bisa memenuhi target. Yang tidak mencapai target akan dihukum fisik setiap hari, dipukul dengan tongkat besi sampai pantatnya hancur. Sangat mengerikan,” ujar Anggota penipuan dari Myawaddy, Xiao Chen. 

Xiao Zhang (nama samaran), yang baru saja diselamatkan dari Myawaddy dan dipulangkan ke Tiongkok, mengatakan bahwa beberapa temannya diculik ke kamp saat sedang berwisata. Jika menolak melakukan penipuan, mereka akan dipukuli dan dikurung. Orang tua mereka harus meminjam uang dan mencari perantara untuk menyelamatkan mereka, hingga akhirnya menghabiskan sekitar 400 ribu yuan agar bisa pulang.

 “Akhir-akhir ini di Asia Tenggara sangat banyak kasus perdagangan manusia dan penculikan. Beberapa teman saya sendiri diculik. Ini benar-benar sesama warga Tiongkok yang mencelakakan warga Tiongkok. Mereka akan menguras habis uangmu terlebih dulu, lalu memaksamu menipu orang lain. Begitu saya tahu mereka melakukan bisnis ilegal, saya tidak mau melakukannya. Kalau tidak ada ‘prestasi’, akan dihukum, disetrum listrik setiap hari,” kata korban asal Xi’an, Xiao Zhang. 


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Mendagri Tegaskan Pemerintah Hadir dalam Penanganan Bencana Sumatera
• 21 jam lalueranasional.com
thumb
PREVIEW Persebaya Vs Borneo FC: Ujian Berat Bajul Ijo di GBT
• 7 jam laluberitajatim.com
thumb
Aldila Sutjiadi/Janice Tjen Raih Emas SEA Games 2025, Taufik Hidayat Beri Pujian
• 15 jam lalugenpi.co
thumb
Ide Hampers Natal untuk Rekan Kerja versi teman kumparan
• 23 jam lalukumparan.com
thumb
KPK Tetapkan Kajari, Kasie Intel dan Kasie Datun Hulu Sungai Utara TersangkaPemerasan
• 8 jam lalurctiplus.com
Berhasil disimpan.