Bisnis.com, BALIKPAPAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Balikpapan memproyeksikan penurunan drastis dalam pergerakan uang tunai sepanjang tahun 2025, seiring dengan akselerasi adopsi transaksi digital di kalangan masyarakat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi menyatakan aliran uang keluar (outflow) dari kas KPwBI Balikpapan diperkirakan mencapai Rp7,92 triliun pada 2025, atau mengalami kontraksi 14% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan realisasi 2024 yang tercatat Rp9,25 triliun.
Sementara itu, aliran uang masuk (inflow) diprediksi turun lebih tajam hingga 18% menjadi Rp3,5 triliun, dari sebelumnya Rp4,26 triliun.
"Kondisi ini tidak terlepas dari pengaruh naik signifikannya realisasi transaksi non tunai di tengah masyarakat, terutama penggunaan QRIS dalam berbagai transaksi," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (19/12/2025).
Kendati demikian, tren penurunan tersebut tidak menghilangkan lonjakan permintaan uang kartal pada periode strategis tertentu.
Momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), khususnya Lebaran dan Natal-Tahun Baru (Nataru), tetap memicu peningkatan kebutuhan mata uang fisik seiring dengan ekspansi konsumsi rumah tangga.
Baca Juga
- BI Balikpapan Siapkan Uang Rp1,77 Triliun Sambut Nataru
- Menteri Bahlil Update Pengoperasian Kilang Balikpapan Perluasan (RDMP)
- Bahan Bakar Mobil Diesel Dukung Layanan Cepat di Terminal KGTE Balikpapan
Selain itu, KPwBI Balikpapan secara konsisten mengimplementasikan program Cinta Bangga Paham (CBP) Rupiah melalui pendekatan multidimensi dalam upaya memperkuat literasi dan apresiasi publik terhadap mata uang negara.
"Dalam rangka meningkatkan pengenalan masyarakat terhadap uang Rupiah, baik dari sisi mengenal uang Rupiah, selalu menggunakan uang Rupiah dalam setiap transaksi dan membelanjakannya dengan bijak, KPw BI Balikpapan terus secara konsisten," terang Robi.
Adapun, dia menuturkan program tersebut dijalankan lewat rangkaian edukasi, publikasi, dan edutainment yang melibatkan kolaborasi multipihak.



