Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri memberikan pengarahan kepada anggota Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP. Acara tersebut berlangsung di Jakarta International Equestrian Park, Jakarta Timur, Jumat (19/12).
Ada beberapa hal yang disampaikan Megawati. Berikut rangkumannya.
Semprot Buzzer di Tengah BencanaMegawati menyemprot buzzer yang ramai di tengah masa bencana. Ia mengaku pernah mendapat serangan dari buzzer.
Megawati menceritakan pengalamannya saat menjadi Wakil Presiden dan juga Presiden ketika mengunjungi lokasi bencana. Ia melihat ada orang yang terjebak 4 hari tetapi masih diberikan kehidupan.
"Ada orang tersangkut di pohon cemara, itu terlewati oleh kita, mohon maaf kalau sudah jadi jenazah, mulai membusuk, itu ternyata sudah 4 hari saya langsung bilang cepet diangkat, alhamdulillah orang itu masih hidup diberi oleh Allah," kata Megawati.
Ia lantas menyinggung soal buzzer. Ia prihatin dalam situasi sulit, ada buzzer yang masih menjelek-jelekkan orang.
"Ada buzzer, Ibu Mega mau cari nama, kalau ada buzzer ngomong gitu, kamu cari buzzernya siapa, bilang ama dia, kamu punya kemanusiaan apa tidak perikemanusiaan?" kata Megawati.
Megawati meminta kepada kader PDIP untuk bekerja ikhlas membantu korban bencana.
Singgung soal Datang ke Tempat BencanaDalam pengarahan ke Baguna PDIP itu, Megawati menekankan para anggota harus datang langsung ke daerah bencana.
"Jadi dalam Baguna ini yang dulu sama bangun itu saya minta kecepatan dan kepintaran itu harus ada. Dan berani datang ke tempat bencana bukan mendengarkan. Datang ke tempat bencana," ujar Megawati.
Megawati mengatakan, dalam penanggulangan bencana, kecepatan dalam mengambil keputusan sangat penting. Setiap pihak yang akan membantu penanggulangan bencana juga harus punya pengetahuan yang cukup agar tindakan yang diambil juga tepat.
Ketum PDIP itu pernah datang langsung ke lokasi bencana tsunami Aceh. Dia merasa sebagai pemimpin harus turun langsung ikut dalam penanganan bencana.
Jengkel dengan DamkarKetum PDIP itu menilai pentingnya kecepatan dalam penanganan bencana. Bencana yang dimaksud tak hanya yang sebesar banjir dan longsor di Sumatera, kebakaran pun harus ditangani cepat.
Namun, Megawati sedih melihat respons dari pemadam kebakaran. Menurut pengamatannya, waktu tiba damkar ke lokasi masih lambat.
"Seperti sekarang saya jengkel apa, Damkar itu. Kalau ada kebakaran kan kedengeran ngoang ngoeng," kata Megawati.
Sebagai pembentuk Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP, Megawati menilai, waktu penindakan atau respons terhadap sebuah bencana sangat penting. Sebab, setiap kejadian berbeda-beda penanganannya.
Bicara soal BantuanMegawati membagikan pengalamannya dalam menangani bencana. Salah satu yang jadi perhatian, yakni banyaknya bantuan dalam bentuk mi instan.
Megawati mengatakan, saat menjadi wapres, sempat ditunjukkan salah satu gudang bantuan. Setelah dilihat isinya, dia kaget karena hanya ada mi instan.
"Gudang isinya hanya mi. Lah ko mi, mau bikin mi gimana ya. Mi instan karena kalau mi semua, kembung perut orang," kata Megawati saat memberikan pengarahan kepada Baguna PDIP di Jakarta International Equestrian Park, Jakarta Timur, Jumat (19/12).
"Terus mi mau diapakan? Mikir dong, kalau mau diberi air, Jadi mi rebus. Jadi mesti ada untuk merebusnya. kan harus ada api, padahal dalam keadaan bencana kering. Bencana kering itu kebakaran dan sebagainya," tambah dia.
Karena itu, penting bagi setiap petugas di lapangan untuk mengenal betul para korban. Dari situ, dapat diketahui apa saja kebutuhan dasar para korban.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5416875/original/004239400_1763473471-InShot_20251118_201720793.jpg)