jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal Prasarana Strategis merevitalisasi dan merenovasi 1.411 madrasah negeri dan swasta di seluruh Indonesia.
Hal tersebut guna menghadirkan lingkungan belajar yang lebih aman, nyaman, dan layak bagi siswa serta tenaga pendidik.
BACA JUGA: AHY Ungkap Kementerian PU Butuh Rp 51 T untuk Pemulihan Infrastruktur Sumatra
Program tersebut dilaksanakan melalui skema Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Madrasah sebagai upaya percepatan peningkatan kualitas infrastruktur pendidikan keagamaan di berbagai daerah.
Revitalisasi ini merupakan tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025 yang mengamanatkan penanganan 2.120 madrasah oleh Kementerian PU.
Berdasarkan hasil survei teknis dan verifikasi kondisi bangunan, sebanyak 1.411 madrasah dinyatakan memenuhi kriteria untuk dilakukan penanganan fisik, mulai dari tingkat kerusakan ringan hingga berat.
Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menegaskan bahwa kualitas bangunan sekolah berperan penting dalam mendukung proses pembelajaran yang optimal.
Menurutnya, lingkungan belajar yang aman dan nyaman sangat berpengaruh terhadap konsentrasi, kesehatan, dan semangat belajar siswa.
Pelaksanaan PHTC Madrasah dilakukan melalui dua skema. Skema Single Year Contract (SYC) diterapkan pada 556 madrasah di 26 provinsi dengan masa pelaksanaan Juni hingga Desember 2025.
Sementara itu, skema Multi Years Contract (MYC) mencakup 855 madrasah di 27 provinsi dengan periode pekerjaan Oktober 2025 hingga Juli 2026.
Direktur Jenderal Prasarana Strategis Bisma Staniarto menjelaskan bahwa revitalisasi dilakukan secara menyeluruh sesuai kondisi dan kebutuhan masing-masing madrasah, mencakup ruang kelas, ruang guru, mushala, laboratorium, sanitasi, lapangan, meubelair, serta fasilitas pendukung lainnya.
Kementerian PU juga memperkuat pengawasan lapangan dan pengendalian mutu konstruksi agar hasil revitalisasi dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang. Lingkungan madrasah yang lebih tertata dan layak diharapkan mampu meningkatkan kenyamanan belajar siswa serta produktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar. (bjl/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh




