Krisis RAM 2024-2025: Penyebab, Dampak, dan Dilema Konsumen

kompas.tv
3 jam lalu
Cover Berita
Ilustrasi. Harga RAM mengalami lonjakan drastis dalam dua tahun terakhir. (Sumber: Envato/bublikhaus)

Penulis: Jaenina Intan Berlian Abrahams (Juara 1 Kompetisi Stage-U)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Harga random access memory (RAM) mengalami lonjakan drastis dalam dua tahun terakhir. Modul RAM yang tahun lalu bisa dibeli dengan harga Rp1 juta, kini dijual di kisaran Rp2-3 juta.

Kenaikan 100 sampai 200 persen ini mengejutkan banyak calon pembeli PC dan laptop. Tak hanya RAM, komponen seperti SSD, GPU, dan bahkan smartphone, turut terimbas.

Kondisi ini menimbulkan dilema: beli sekarang atau tunggu harga turun? Untuk menjawabnya, perlu ditelusuri penyebab di balik krisis memori global ini.

Lonjakan Permintaan AI, Harga RAM Melambung Tinggi

Sejak pertengahan 2024, industri memori dunia memasuki fase krisis pasokan. Pemicunya adalah melonjaknya permintaan chip memori dari sektor AI. Perusahaan teknologi seperti OpenAI, Google, dan Microsoft berlomba membangun infrastruktur data center untuk melatih model kecerdasan buatan, yang membutuhkan chip RAM berkecepatan tinggi seperti HBM (High Bandwidth Memory) dan DDR5.

Tiga produsen utama DRAM Samsung, SK Hynix, dan Micron mengalihkan prioritas produksi mereka dari konsumen ke segmen korporasi AI. Hal ini menyebabkan pasokan RAM untuk laptop, PC, dan gadget pribadi menyusut drastis. Padahal, DRAM adalah komponen penting di hampir semua perangkat elektronik.

Akibatnya, harga memori melonjak di pasar global. Kit RAM DDR5 32GB yang pada pertengahan 2024 dijual di bawah USD100 kini melambung hingga di atas USD200. Di Indonesia, RAM DDR5 32GB premium naik dari Rp3,5 juta menjadi hampir Rp6 juta dalam waktu satu tahun. Versi 64GB yang dulu di kisaran Rp7 juta kini mencapai belasan juta.

Micron Hengkang, Pasar Konsumen Kian Tertekan

Krisis ini diperparah dengan keputusan Micron Technology untuk menghentikan lini produk RAM konsumen merek Crucial mulai Februari 2026. Produsen yang menyuplai sekitar 20-23 persen kebutuhan DRAM dunia ini memilih fokus pada memori untuk pusat data dan server AI.

"Kami memprioritaskan klien strategis di segmen korporasi,” ujar Sumit Sadana, CBO Micron.

Langkah serupa diambil SK Hynix dan Samsung. Kapasitas produksi keduanya diprioritaskan
untuk memenuhi lonjakan permintaan AI. SK Hynix bahkan mengungkap pesanan chip
untuk AI telah memenuhi seluruh slot produksi mereka hingga 2026.

Penulis : Edy-A.-Putra

1
2
Show All

Sumber : intuitionlabs.ai, Reuters, Business Insider, SP Global, S&P Global, Tom's Hardware, Roots Analysis, TechSoda

Tag
  • Kyouth
  • Stage-U
  • harga RAM
  • penyebab harga RAM naik
  • random access memory
  • RAM
Selengkapnya


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Prediksi Dewa United Vs Persis Solo di BRI Super League: Tim Paling Seret Gol Jumpa Kontestan Paling Banyak Kebobolan
• 5 jam lalubola.com
thumb
Trump Teken Perintah Pelonggaran Aturan Ganja di AS
• 1 jam laluidntimes.com
thumb
Bupati Bekasi Diciduk KPK, Pesta Suap Proyek Terbongkar di Pengujung Tahun?
• 19 jam lalusuara.com
thumb
Sebut Perpol Nomor 10/2025 Mengkhianati UUD 45, Eks Intelejen: Nggak Mungkin Kapolri Jalan Sendiri
• 5 jam lalufajar.co.id
thumb
Sambut 2026, Arthama Hotel Makassar Rayakan Malam Tahun Baru Bertema “Super Heroes”
• 20 jam laluharianfajar
Berhasil disimpan.