Tak seperti kebanyakan orang yang masih enggan memeriksakan kesehatan mental ke profesional, Audi (bukan nama sebenarnya) justru berani mengambil langkah itu demi kebaikan dirinya. Setelah bertahun-tahun menimbang, ia akhirnya memutuskan berkonsultasi dengan tenaga profesional.
“Yang saya rasakan itu ketidakinginan untuk hidup. Itu yang terus berlanjut. Dan itu sudah berlanjut lama dan itu mempengaruhi keseharian saya, kayak gitu. Jadi saya jadi gampang murung, gampang irritated sama hal-hal kecil,” cerita Audi kepada kumparan, Selasa (25/11).
“I know kalau itu bukan sesuatu yang wajar dan benar gitu. Jadi akhirnya memutuskan sepertinya memang butuh bantuan profesional,” tambahnya.
Meski begitu, keputusan itu tidak datang tanpa keraguan. Bukan karena stigma terhadap isu kesehatan mental, melainkan persoalan biaya. Saat itu, Audi masih berstatus pelajar hingga mahasiswa. Ia juga memilih tidak memberi tahu orang tuanya tentang langkah yang diambilnya.
Setelah melalui diskusi panjang dengan teman-teman terdekat, Audi akhirnya menemukan layanan yang dianggap paling sesuai dengan kebutuhannya dan tetap terjangkau. Sejak 2022, ia menjalani konsultasi online dengan psikolog, lalu berlanjut ke psikiater secara online pada 2023.
Namun, Audi mengaku belum sepenuhnya puas dengan layanan konsultasi online tersebut. Terlebih, ia juga membutuhkan penanganan medis berupa obat. Karena itu, pada 2024 ia memutuskan untuk menjalani konsultasi tatap muka dengan psikiater.
“Saya akui saya bisa merasakan perbedaannya saat saya menjalani kedua itu di saat di mana psikolog itu lebih menggunakan sesi konseling dan ngobrol, kalau psikiater ya juga sama, tapi dibarengi dengan bantuan obat. Dan saya rasa pada saat itu saya sudah di tahap memang butuhkan obat,” sambungnya.
Audi bilang, efek yang ia alami pasca berkonsultasi ke psikiater cukup terasa. Usai minum obat, kata dia, dirinya merasa jauh lebih baik. Namun, ia mengakui bahwa dirinya masih kurang konsisten berkonsultasi sehingga perasaan-perasaan yang sebelumnya ia rasakan kembali terasa. Sampai tahun ini, kata dia, dirinya masih rutin konsultasi dengan psikolog online.
Adapun biaya yang dikeluarkan Audi untuk konsultasi online sebesar Rp 100 ribu per sesi, sedangkan konsultasi luring dengan psikiater seluruhnya gratis termasuk obat-obatan karena ia memanfaatkan BPJS Kesehatan.
Sebanyak 93,22% Fasilitas Kesehatan Mental ada di PerkotaanAudi merupakan contoh masyarakat yang dapat mengakses pelayanan kesehatan mental baik online maupun offline. Namun, tak semua orang punya akses ke sana.
Dalam laporan berjudul CERDAS untuk Indonesia: Potret Masalah Perilaku dan Emosional di Indonesia yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 30 Juni 2025, terungkap ada ketimpangan layanan kesehatan mental di Pulau Jawa dengan luar Jawa.
Tak hanya itu, BPS juga mengungkap ketimpangan yang terjadi di kota dan desa. Menurut laporan tersebut, 93,22 persen fasilitas kesehatan terkonsentrasi di kota. Hanya 6,78 persen fasilitas tersebut yang berada di desa.
"Kondisi ini diperparah oleh beban biaya dan jarak yang harus ditempuh pasien desa ke rumah sakit. Dengan demikian, ketimpangan pelayanan menambah ranah depresi, bunuh diri, dan stres berat yang mungkin terjadi di wilayah terpencil," tulis BPS dalam laporannya.
Rata-rata Biata Konsultasi Bisa Rp 518 Ribu per Jamkumparan mencoba untuk menghimpun data fasilitas kesehatan mental yang tersebar di Jabodetabek. Kami menggunakan kode pemrograman python dan API Google Maps untuk menarik data lokasi layanan konseling, layanan konseling jiwa, rumah sakit dengan layanan konseling jiwa, rumah sakit jiwa di kawasan Jabodetabek.
Hasilnya, Ada 477 fasilitas kesehatan mental. Paling banyak tersebar di Jakarta Selatan yaitu 59 dan Depok sebanyak 52 layanan. Disusul Jakarta Timur yang punya 46 layanan, dan Kota Bekasi sebanyak 45 layanan.
Dari 477 fasilitas layanan kesehatan mental itu, kami mengambil sampel 23 fasilitas secara acak. Lalu harga per sesinya dapat diakses publik. Nah, rata-rata biaya konseling individu per jamnya ada di angka Rp 518 ribu per jam.
Yang paling mahal dipatok seharga Rp 915 ribu yakni praktik salah satu psikiater di rumah sakit swasta. Sedangkan yang paling murah di RSJ. Dr. Soeharto Heerdjan dengan biaya mulai dari Rp 100 ribu per jam.





