Gorontalo, ERANASIONAL.COM –– Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional (BGN) Khairul Hidayati menyampaikan bahwa di sebuah kawasan permukiman di Kelurahan Wongkaditi Barat, Kota Gorontalo, aktivitas di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bukan hanya tentang menyiapkan makanan bergizi.
Setiap pagi, menurut dia, dapur gizi ini menjadi ruang harapan bagi warga sekitar lansia, ibu rumah tangga, hingga pemuda yang sebelumnya mengangguruntuk belajar, bekerja, dan membangun kemandirian ekonomi.
Melalui program SPPG, dikatakan Hida, mereka dilibatkan sebagai relawan terlatih dalam proses pengolahan pangan. Dari sekadar membantu aktivitas dapur, para relawan mendapatkan pembekalan tentang kebersihan, keamanan pangan, manajemen kerja, hingga disiplin operasional.
“Perlahan, dapur gizi ini menjelma menjadi pusat pemberdayaan masyarakat berbasis keterampilan,” ujar Hida.
Bagi ibu rumah tangga, lanjut Hida menambahkan SPPG membuka ruang produktif tanpa harus meninggalkan lingkungan tempat tinggal.
“Bagi lansia, kehadiran SPPG menjadi sarana tetap aktif dan berdaya. Sementara bagi pemuda, pengalaman bekerja di SPPG menjadi bekal keterampilan dan etos kerja yang sebelumnya sulit mereka akses,” tandas dia.
Disisi lain, Staf Ahli Menteri Komdigi Bidang Komunikasi dan Media Massa, Molly Prabawaty, menilai pendekatan SPPG di Wongkaditi Barat mencerminkan fungsi layanan publik yang berdampak langsung pada kesejahteraan warga.
“Ketika layanan gizi sekaligus membuka ruang pemberdayaan ekonomi masyarakat, di situlah negara benar-benar hadir. SPPG Wongkaditi Barat menunjukkan bahwa program pemenuhan gizi dapat berjalan seiring dengan penguatan kemandirian warga,” ujar Molly.
Selain berdampak sosial, keterlibatan warga dalam SPPG juga menciptakan ekosistem ekonomi lokal yang lebih inklusif. Relawan tidak hanya berperan sebagai tenaga pendukung, tetapi juga menjadi bagian dari rantai nilai layanan gizi yang berkelanjutan.
Hida menyampaikan bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu nilai penting dalam pengelolaan SPPG.
“SPPG tidak hanya dirancang sebagai tempat produksi pangan bergizi, tetapi juga sebagai ruang pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat. Pelibatan warga sekitar menjadi bagian dari strategi membangun ketahanan sosial dan ekonomi,” jelas Hida.
Hida menambahkan, pendekatan ini diharapkan dapat direplikasi di daerah lain.
“Ketika masyarakat diberdayakan, manfaat program akan berlipat. Tidak hanya kesehatan yang terjaga, tetapi juga kesejahteraan warga yang ikut meningkat,” ujarnya.


