Bangkok, VIVA – Tim polo air putra Indonesia kembali menorehkan prestasi membanggakan di SEA Games 2025 Thailand dengan meraih medali perak. Di balik pencapaian tersebut, terselip momen emosional: penutup perjalanan panjang Rezza Auditya Putra, sang kapten yang telah mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk Merah Putih.
SEA Games 2025 menjadi SEA Games kesembilan bagi Rezza sejak debutnya pada 2007. Selama hampir dua dekade, ia bukan sekadar pemain, melainkan pemimpin utama di kolam renang, sosok yang menjadi penyeimbang tim dalam tekanan pertandingan level Asia Tenggara.
Tak banyak atlet yang mampu bertahan di level tertinggi selama 20 tahun pengabdian, termasuk 18 tahun membela tim nasional Indonesia. Rezza melakukannya dengan konsistensi, disiplin, dan kepemimpinan yang kuat. Bahkan, tujuh medali SEA Games diraih saat ia menjabat sebagai kapten tim, sebuah bukti pengaruh besarnya terhadap performa skuad Garuda.
- Instagram @akuatikindo
Puncak perjalanan Rezza terjadi pada SEA Games 2019, ketika ia mengantar tim polo air putra Indonesia mencetak sejarah emas pertama sepanjang keikutsertaan Indonesia di ajang tersebut. Momen itu menempatkan namanya sebagai salah satu figur paling penting dalam sejarah polo air nasional.
- Istimewa
Di balik kesuksesan, perjalanan Rezza tidak mudah. Ia dikenal mampu menyeimbangkan pendidikan, kehidupan kerja, dan latihan tim nasional—sebuah tantangan besar yang jarang terlihat publik. Namun, ketenangan dan dedikasinya membuat semua itu seolah tampak mudah.
Medali perak SEA Games 2025 pun terasa spesial. Bukan sekadar podium, melainkan penanda akhir sebuah era. Rezza Auditya Putra meninggalkan kolam pertandingan dengan kepala tegak, membawa warisan kepemimpinan, mental juara, dan standar profesionalisme bagi generasi berikutnya.
Akhir dari satu bab besar, dan awal dari lembaran baru. Nama Rezza Auditya Putra akan selalu tercatat sebagai kapten yang mengubah wajah polo air putra Indonesia.




