Saat musim hujan tiba, perut rasanya memang jadi lebih cepat lapar. Udara dingin bikin badan pengin makan yang hangat-hangat dan berkuah. Enggak heran kalau mi instan sering jadi menu pertama yang langsung kepikiran.
Ya, mi instan memang punya daya tarik sendiri. Selain rasanya yang gurih dan bikin nagih, cara bikinnya juga super praktis dan enggak ribet. Tinggal seduh atau rebus sebentar, mi hangat pun sudah langsung siap disantap. Belum lagi harganya juga ramah di kantong.
Namun, di balik kepraktisannya, mi instan kerap dikaitkan dengan berbagai anggapan negatif. Salah satu yang paling sering terdengar adalah mitos bahwa terlalu sering makan mi instan bisa menyebabkan usus buntu. Lantas, apakah benar mengonsumsi mi instan bisa menyebabkan usus buntu?
Dikutip dari Antara, dr. Riska Larasati, mengatakan faktor utama terjadinya usus buntu adalah adanya sumbatan di apendiks, bukan dari jenis makanan tertentu, termasuk mi instan. Itu artinya, anggapan bahwa mi instan memicu usus buntu hanyalah mitos belaka.
Menurut Riska, sumbatan pada apendiks bisa berasal dari tinja yang mengeras, pembengkakan akibat infeksi, masuknya benda asing ke saluran pencernaan, hingga dalam beberapa kasus disebabkan oleh tumor.
Sementara, penyakit usus buntu atau radang usus buntu (apendisitis) sendiri merupakan kondisi peradangan pada organ apendiks, yaitu saluran kecil berbentuk kantong sepanjang 5-10 sentimeter yang terhubung dengan usus besar. Organ ini terletak di bagian kanan bawah perut manusia. Saat meradang, kondisi ini bisa menimbulkan nyeri hebat yang biasanya semakin parah jika tidak segera ditangani.
Gejala radang usus buntu umumnya ditandai dengan rasa nyeri di bagian kanan bawah perut. Rasa sakit ini biasanya bermula di sekitar pusar lalu bergeser ke bawah. Gejala lain yang kerap menyertai antara lain hilangnya nafsu makan, mual, muntah, demam, serta kesulitan buang angin. Pada sebagian pasien, gejala bisa disertai rasa sakit yang menusuk di perut hingga menjalar ke area bokong, kram perut, sembelit, atau diare.
Hal senada juga diungkapkan dr. Yusi Capriyanti. Ia menegaskan bahwa hingga kini belum ada data medis yang membuktikan mi instan bisa menjadi penyebab radang usus buntu. Namun, para ahli tetap mengingatkan agar masyarakat tidak mengonsumsi mi instan secara berlebihan.
Mi instan memiliki kandungan gizi yang tidak lengkap, kalori yang relatif tinggi, bahkan tiga kali lipat lebih banyak dari seporsi nasi, serta kadar natrium yang tinggi. Selain itu, kandungan bahan pengawet dalam mi instan juga memerlukan waktu cerna yang lebih lama, sehingga jika dikonsumsi berlebihan dapat memengaruhi kesehatan saluran pencernaan secara keseluruhan.
Sementara itu, Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus Ketua Umum Pergizian Pangan Indonesia, Hardiansyah, menyebut bahwa mi instan yang beredar di Indonesia masih aman untuk dikonsumsi masyarakat.
"Lembaga yang berwenang sudah membuat pernyataan dan secara scientific itu betul. Jadi kita ikuti imbauan dari Kepala Badan POM Indonesia, bahwa mi instan yang diproduksi di Indonesia ini aman," katanya dikutip dari Antara, Sabtu (20/12).
Agar tetap aman bagi kesehatan dan memenuhi kebutuhan gizi, Hardiansyah menganjurkan agar masyarakat menambahkan sayur dan protein ke dalam hidangan mi instan. Dengan demikian, kebutuhan gizi lainnya pun akan terpenuhi.
“Yang penting kalau menurut saya, semua itu adalah bagian dari karbohidrat. Tergantung secara gizi yang terpenting itu adalah cara makannya. Kalau secara gizi kan makanan pokok harus dimakan dengan ada lauk pauk dan sayur juga buah," tambahnya.





