Pemerintah Kota Yogyakarta memperkirakan timbulan sampah harian selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) meningkat dibandingkan hari biasa.
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengatakan, pada kondisi normal, timbulan sampah harian di luar sektor hotel, rumah sakit, perusahaan, dan industri berada di angka sekitar 260 ton per hari. Namun, saat periode Nataru, jumlah tersebut diperkirakan dapat meningkat hingga 40 persen.
“Kalau dalam keadaan Nataru, memang kita itu bisa naik sampai 40 persen,” kata Hasto saat ditanyai Pandangan Jogja lalu, Rabu (17/12) lalu.
Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kenaikan tersebut dinilai sudah cukup besar. Dari kondisi normal sekitar 260 ton per hari, timbulan sampah selama Nataru bisa menjadi sekitar 340 hingga 350 ton per hari.
“Jadi saya kira mestinya 300 ton, tetapi kalau Nataru bisa jadi sampai 340, 350,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Rajwan Taufik menyampaikan, pihaknya telah menyiapkan langkah antisipasi dengan mengosongkan sejumlah depo sampah sirip, terutama di kawasan Malioboro.
“Depo-depo sirip terutama di seputaran kawasan Malioboro dalam beberapa hari ini sudah kita kurangi bahkan kosong,” kata Rajwan.
Depo yang telah dikosongkan antara lain berada di Purawisata, Mandala Krida, Argolubang, Serangan, dan Ngasem. Selain itu, DLH juga menjadwalkan pengosongan lanjutan pada 22 dan 24 Desember.
Rajwan menambahkan, DLH memaksimalkan unit-unit pemulihan bersih serta pengelolaan sampah di Sitimulyo, Nitikan, Kranon, Giwangan, agar siap menampung tambahan sampah dari wisatawan selama periode Nataru.




