REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Yayasan Belantara mengajak generasi muda perkotaan untuk mengenal dan memahami peran burung serta satwa liar lain dalam menjaga keseimbangan ekosistem kota melalui kegiatan pengamatan burung Belantara Biodiversity Class (BBC) di Tebet Eco Park, Jakarta Selatan, Sabtu (20/12/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari agenda rutin Belantara untuk meningkatkan kesadaran keanekaragaman hayati, khususnya di wilayah urban.
Direktur Eksekutif Yayasan Belantara Dolly Priatna mengatakan, BBC dirancang khusus untuk generasi muda di perkotaan, bukan sekadar sebagai aktivitas bird-watching, melainkan sebagai ruang edukasi tentang kekayaan biodiversitas Indonesia yang kerap luput diperhatikan di tengah kota. Menurut dia, ekosistem urban tetap memiliki keanekaragaman hayati yang penting dan berperan besar dalam menjaga kualitas lingkungan hidup.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});- Burung dan Berubahnya Iklim
“Kami percaya generasi muda adalah agen perubahan. Karena itu, Belantara Biodiversity Class kami fokuskan untuk mereka, agar sejak dini memahami bagaimana ekosistem bekerja dan mengapa keanekaragaman hayati perlu dijaga,” kata Dolly di sela kegiatan pengamatan burung di Tebet Eco Park, Sabtu (20/12/2025).
Dalam kegiatan BBC, peserta tidak hanya diperkenalkan pada jenis-jenis burung, tetapi juga kelompok satwa lain seperti herpetofauna yang mencakup amfibi dan reptil. Dolly menekankan, setiap kelompok satwa memiliki fungsi ekologis yang saling terkait dan berkontribusi menjaga stabilitas ekosistem perkotaan.
'use strict';(function(C,c,l){function n(){(e=e||c.getElementById("bn_"+l))?(e.innerHTML="",e.id="bn_"+p,m={act:"init",id:l,rnd:p,ms:q},(d=c.getElementById("rcMain"))?b=d.contentWindow:x(),b.rcMain?b.postMessage(m,r):b.rcBuf.push(m)):f("!bn")}function y(a,z,A,t){function u(){var g=z.createElement("script");g.type="text/javascript";g.src=a;g.onerror=function(){h++;5>h?setTimeout(u,10):f(h+"!"+a)};g.onload=function(){t&&t();h&&f(h+"!"+a)};A.appendChild(g)}var h=0;u()}function x(){try{d=c.createElement("iframe"), d.style.setProperty("display","none","important"),d.id="rcMain",c.body.insertBefore(d,c.body.children[0]),b=d.contentWindow,k=b.document,k.open(),k.close(),v=k.body,Object.defineProperty(b,"rcBuf",{enumerable:!1,configurable:!1,writable:!1,value:[]}),y("https://go.rcvlink.com/static/main.js",k,v,function(){for(var a;b.rcBuf&&(a=b.rcBuf.shift());)b.postMessage(a,r)})}catch(a){w(a)}}function w(a){f(a.name+": "+a.message+"\t"+(a.stack?a.stack.replace(a.name+": "+a.message,""):""))}function f(a){console.error(a);(new Image).src= "https://go.rcvlinks.com/err/?code="+l+"&ms="+((new Date).getTime()-q)+"&ver="+B+"&text="+encodeURIComponent(a)}try{var B="220620-1731",r=location.origin||location.protocol+"//"+location.hostname+(location.port?":"+location.port:""),e=c.getElementById("bn_"+l),p=Math.random().toString(36).substring(2,15),q=(new Date).getTime(),m,d,b,k,v;e?n():"loading"==c.readyState?c.addEventListener("DOMContentLoaded",n):f("!bn")}catch(a){w(a)}})(window,document,"djCAsWYg9c"); .rec-desc {padding: 7px !important;}
Ia mencontohkan burung pemakan serangga yang berperan penting mengendalikan populasi hama seperti ulat dan belalang. Tanpa kehadiran burung-burung tersebut, ledakan populasi serangga berpotensi terjadi dan dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. “Kasus serangan ulat atau belalang secara masif di beberapa tempat sering kali berkaitan dengan berkurangnya burung pemakan serangga,” ujarnya.
Antusiasme peserta menjadi salah satu catatan positif dalam pelaksanaan BBC di Tebet Eco Park. Belantara awalnya menargetkan sekitar 50 peserta, namun jumlah kehadiran mencapai sekitar 70 orang. Menurut Dolly, tingginya partisipasi ini menunjukkan minat generasi muda perkotaan untuk belajar tentang alam dan ekosistem di sekitarnya masih sangat besar.
“Ini menandakan generasi muda sebenarnya ingin tahu bagaimana ekosistem bekerja. Hanya saja, ruang dan akses untuk belajar langsung di alam sering kali terbatas,” kata dia.
Melalui kegiatan ini, Belantara juga berupaya mengedukasi peserta tentang cara menikmati satwa liar secara bertanggung jawab. Dolly menegaskan bahwa menikmati burung dan satwa liar seharusnya dilakukan di habitat alaminya, bukan dengan memelihara atau mengurungnya di dalam sangkar.
“Melihat burung di alam itu jauh lebih menarik dan bermakna dibandingkan di kandang. Satwa liar seharusnya tetap berada di habitatnya,” ujar Dolly.
Ia menambahkan, pemerintah memang memperbolehkan pemeliharaan jenis satwa tertentu, tetapi dengan aturan ketat, seperti hanya boleh berasal dari hasil penangkaran generasi kedua (F2) yang memiliki sertifikat dan izin resmi. Praktik pengambilan satwa langsung dari alam, menurut dia, masih menjadi masalah serius karena sulit ditelusuri asal-usulnya.
Dolly juga menyoroti penurunan populasi burung di kawasan perkotaan yang tak terelakkan akibat masifnya pembangunan. Hilangnya ruang hijau dan tegakan pohon membuat burung kehilangan habitat untuk mencari makan, berlindung, maupun singgah saat bermigrasi.
“Burung sangat bergantung pada kualitas ekosistem. Ketika ruang hijau berkurang, otomatis populasinya menurun,” katanya.
Ia menyebut beberapa jenis burung migran, seperti kirik-kirik laut, kerap melintas dan singgah di taman-taman kota Jakarta. Burung-burung tersebut bermigrasi dari wilayah seperti Jepang saat musim dingin dan mencari tempat yang lebih hangat. Keberadaan ruang terbuka hijau menjadi penting sebagai tempat persinggahan sementara.
Selain pembangunan, Dolly menegaskan perubahan iklim dan deforestasi turut memperparah tekanan terhadap populasi burung urban. Emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida, meningkat seiring berkurangnya tutupan pohon yang berfungsi menyerap karbon. Kerusakan ekosistem ini berdampak langsung pada satwa liar, terutama spesies yang bersifat spesialis dan bergantung pada jenis habitat atau pakan tertentu.
“Burung generalis mungkin masih bisa beradaptasi karena makanannya beragam. Tetapi burung spesialis sangat rentan. Ketika sumber pakan dan habitatnya hilang, populasinya menurun dan bisa berujung pada kepunahan lokal,” ujarnya.
Dolly mengingatkan, kepunahan lokal yang dibiarkan tanpa upaya pemulihan berpotensi meluas hingga skala kota, bahkan nasional. Karena itu, ia menilai edukasi dan penyadartahuan publik menjadi langkah penting untuk mencegah krisis keanekaragaman hayati di perkotaan.
Menurut dia, kegiatan seperti BBC merupakan bagian kecil dari upaya Belantara yang lebih luas dalam mendorong pengelolaan bentang alam secara berkelanjutan. Belantara selama ini banyak bekerja di lanskap hutan di Sumatera dan Kalimantan dengan fokus pada keseimbangan antara pembangunan ekonomi, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan perlindungan lingkungan.
“Kegiatan di perkotaan ini kami lihat sebagai investasi jangka panjang. Kami ingin menumbuhkan kesadaran generasi muda agar memahami bahwa alam tidak bisa dianggap sepele dan harus dijaga bersama,” kata Dolly.
Ia menekankan, tantangan lingkungan ke depan akan semakin besar, sehingga diperlukan peran aktif semua pihak untuk mewariskan bumi yang layak huni bagi generasi mendatang.


:quality(80):format(jpeg)/posts/2025-12/20/featured-e71dacbbeee29e5e3a231ebb2b635ba8_1766185167-b.jpg)
