JAKARTA, DISWAY.ID-- Sebagai upayanya untuk mendukung perkembangan kinerja sektor industri furniture dan elektronik di kancah global, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) turut bersama-sama melakukan pembahasan terkait dengan opsi deregulasi dan insentif, untuk dapat mendorong daya saing industri nasional.
Bukan tanpa alasan. Menurut Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, salah satu isu utama yang saat ini tengah dihadapi oleh sektor industri furniture dan elektronik adalah mengenai akses pendanaan dengan bunga yang lebih kompetitif.
BACA JUGA:Gerakan Kebangkitan Baru NU Tegas Tolak Dualisme, Desak Reformasi Kepemimpinan!
BACA JUGA:Kesepakatan Besar, Israel Setujui Ekspor Gas Alam ke Mesir Senilai Rp585 Triliun
“Hampir 60 persen ekspor furnitur Indonesia masih bergantung pada pasar Amerika (Serikat). Karena itu, kami juga membahas strategi diversifikasi pasar, termasuk ke Kanada dan Uni Eropa,” tutur Anindya kepada Disway dan awak media lainnya di Gedung Djuanda I kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta Pusat, pada Jumat (19/12).
Hal serupa pun juga turut diungkapkan oleh Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Ahmad Sobur.
Dalam hal ini, dirinya menyampaikan harapannya akan dukungan konkret dari pemerintah terhadap sektor industri furniture, terutama dalam hal pembiayaan.
BACA JUGA:Wilayah Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 20-21 Desember 2025, Ini Kata BMKG
BACA JUGA:ITTA 2025 Apresiasi Ketangguhan dan Inovasi Industri Pariwisata Nasional
“Kami berharap ada penurunan bunga atau fasilitas khusus pembiayaan murah. Saat ini, melalui LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia), bunga bisa sekitar 6 persen, tapi volumenya masih terbatas, sekitar Rp200 miliar. Kami berharap bisa ditingkatkan hingga Rp 16 triliun agar industri furnitur bisa terdorong tumbuh hingga ekspor 6 miliar dolar AS,” ujar Ahmad.
Potensi Pengembangan Sumber Daya Manusia Masih Kurang
Dalam hal ini, Anindya juga turut menambahkan bahwa Indonesia sendiri juga dinilai memiliki potensi untuk melakukan hilirisasi dari silika, hingga produk semikonduktor.
Namun, dirinya menambahkan, tantangan utama terletak pada ketersediaan sumber daya manusia.
BACA JUGA:Irjen Asep Edi Main Mini Soccer Bareng Wartawan di Kapolda Cup 2025, Perkuat Sinergi Polri-Media
BACA JUGA:KUR BSI 2025 Hadirkan Pembiayaan Syariah untuk UMKM, Bebas Bunga dan Anti Riba Cek di Sini
- 1
- 2
- »




