BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Kapal nelayan Maulana-30 yang mengangkut 33 anak buah kapal terbakar di perairan Lampung, tepatnya di sekitar Selatan Belimbing, Kabupaten Tanggamus, Sabtu (20/12/2025) pagi. Sebanyak 25 anak buah kapal berhasil dievakuasi. Namun, delapan lainnya belum ditemukan.
Berdasarkan video yang diterima Kompas, Maulana-30 yang terbakar tampak terombang ambing di perairan Lampung. Api dan asap hitam pekat terlibat dari badan kapal. Separuh badan kapal itu juga nyaris tenggelam.
Kapal Mualana-30 diketahui berlayar dari kawasan Muara Angke, Jakarta, sejak Rabu (17/12/2025). Kapal itu hendak mencari ikan di daerah penangkapan ikan atau fishing ground WPP NRI 572 dan 573. Namun, setelah tiga hari berlayar, kapal justru dilaporkan terbakar di perairan Lampung.
Direktur Pengendalian Operasi Armada Kementerian Keluatan dan Perikanan (KKP) Saiful Umam, Sabtu, mengatakan, mendapat laporan insiden kapal terbakar pada Sabtu sekitar pukul 08.00 WIB. Tim KKP lalu melacak posisi terakhir kapal tersebut.
Dari hasil pelacakan, kapal yang terbakar berada di perairan sekitar Selatan Belimbing, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Selanjutnya, tim menghubungi kapal nelayan terdekat agar membantu upaya penyelamatan ABK. KKP juga menerjunkan Kapal Pengawas Orca 05 untuk membantu evakuasi yang dilakukan SAR Lampung dan Polairud Polda Lampung.
Saiful mengatakan, belum mengetahui penyebab kebakaran. Dugaan sementara, kebakaran dipicu gangguan teknis di dalam kapal. Pihaknya akan melakukan investigasi lebih lanjut untuk mengetahui penyebab kebakaran.
”Kami masih fokus pada upaya penyelamatan. Sampai saat ini, 25 orang sudah dievakuasi dan delapan lain masih dalam pencarian,” kata Saiful.
Saiful menambahkan, saat berlayar dari Pelabuhan Muara Angke, kondisi kapal dinyatakan laik berlayar. Kapal juga melengkapi seluruh dokumen persyaratan untuk bisa berlayar dan mencari ikan.
Sementara itu, Kepala Kantor SAR Kelas A Lampung Deden Ridwansah mengatakan telah menerjunkan tim untuk mencari ABK yang hilang. Pihaknya menerjunkan KN SAR 224 Basudewa dan sejumlah peralatan pendukung lainnya, seperti alat selam sebanyak dua unit, alat komunikasi, dan alat pelindung diri.
Berdasarkan estimasi, tim membutuhkan waktu 4,5 jam untuk menjangkau lokasi pencarian. Saat ini, kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Lampung masih hujan deras.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di Lampung selama beberapa hari ke depan. Hujan deras disertai angin kencang berpotensi mengguyur sebagian wilayah Lampung.
Pada Desember 2025, Lampung juga sudah memasuki musim hujan. Dinamika atmosfer, kelembaban udara yang cukup tinggi, dan hangatnya suhu permukaan air laut memicu terjadinya hujan.
Di wilayah Lampung, gelombang setinggi 1,25-2,5 meter berpotensi terjadi di perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, dan perairan Teluk Lampung bagian selatan.
Kemunculan bibit siklon tropis 93S di sekitar Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Timur semakin mendukung pembentukan awan-awan hujan. Saat ini, pola angin juga bergerak dari barat hingga barat laut sehingga berpotensi mendorong awan hujan ke wilayah Lampung.



