Penulis: Masrul Fajrin
TVRINews – Surabaya, Jawa Timur
Kemendukbangga Jatim luncurkan inisiatif GEMAR guna memperkuat ikatan emosional dan keterlibatan ayah dalam pendidikan anak.
Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga/BKKBN) mulai mengaktifkan langkah strategis untuk memperkuat struktur pengasuhan keluarga di Indonesia.
Melalui Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2025, pemerintah resmi meluncurkan Gerakan Ayah Mengambil Rapor Anak ke Sekolah (GEMAR) sebagai upaya memitigasi tingginya angka minimnya peran ayah atau fatherless di dalam negeri.
Kebijakan ini merupakan bagian dari program prioritas bertajuk Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI). Tujuannya jelas: mereposisi peran figur ayah yang selama ini seringkali absen dalam aspek administratif dan emosional pendidikan anak di sekolah.
Urgensi Kehadiran Figur Ayah
Data Pembangunan Keluarga (PK) tahun 2025 menunjukkan statistik yang memprihatinkan. Tercatat sebesar 25,8 persen anak di Indonesia tumbuh dalam kondisi fatherless. Secara praktis, satu dari empat anak di Indonesia kekurangan keterlibatan aktif dari sosok ayah dalam proses tumbuh kembang mereka.
Iwan Yulianto, Ketua Tim Kerja Umum dan BMN Kemendukbangga Jawa Timur, menegaskan bahwa fenomena ini perlu diintervensi melalui kebijakan konkret.
"Gerakan ini bukan sekadar aktivitas teknis, melainkan bentuk implementasi nyata dari GATI. Negara hadir untuk memastikan ayah memiliki peran sentral dalam mendukung prestasi akademik dan stabilitas emosional anak," ujar Iwan saat menghadiri pengambilan rapor di SMPN 22 Surabaya, Sabtu 22 Desember 2025.
Iwan menambahkan bahwa rendahnya partisipasi ayah selama ini menjadi tantangan besar, padahal kehadiran ayah secara emosional mampu menjadi tameng pelindung bagi anak dari pengaruh negatif lingkungan sosial dan digital yang kian kompleks.
Sentuhan Emosional di Sekolah
Implementasi kebijakan ini mulai dirasakan dampaknya di tingkat akar rumput. Di sekolah-sekolah, kehadiran para ayah menciptakan dinamika psikologis yang positif bagi siswa.
Kinanthi Victory Yulianto, seorang siswi kelas VII, mengungkapkan rasa harunya saat melihat sang ayah hadir langsung di sekolahnya. "Biasanya ibu yang datang. Kehadiran ayah kali ini membuat saya merasa lebih didukung. Saya berharap ini menjadi motivasi bagi para orang tua lainnya untuk lebih peduli pada pendidikan kami," ungkapnya.
Di sisi lain, masyarakat mulai menunjukkan perubahan pola pikir mengenai pembagian peran domestik. Sadiq, salah satu orang tua siswa, berpendapat bahwa keterlibatan dalam pendidikan anak tidak boleh tersekat oleh batasan gender. Menurutnya, komitmen bersama adalah kunci utama dalam keberhasilan pengasuhan keluarga.
Dorongan Regulasi Daerah
- Guna memastikan keberlanjutan program GEMAR, Kemendukbangga Jawa Timur mendorong pemerintah daerah untuk segera menyusun regulasi turunan. Hal ini mencakup:
- Penyusunan regulasi khusus di lingkungan pendidikan.
- Imbauan partisipasi aktif bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) laki-laki. Mekanisme pelaporan berkala oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di tingkat kabupaten/kota.
Melalui langkah ini, pemerintah berharap keterlibatan ayah tidak lagi menjadi gerakan simbolis semata, melainkan bertransformasi menjadi budaya pengasuhan baru demi menciptakan generasi Indonesia yang lebih berkualitas di masa depan.
Editor: Redaktur TVRINews
