Warga Minta Buaya yang Kerap Muncul di Kali PIK Ditangkap dan Dikarantina

kompas.com
15 jam lalu
Cover Berita

JAKARTA, KOMPAS.com – Kemunculan buaya di Kali Cengkareng Drain, kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Penjaringan, Jakarta Utara, kembali menjadi perhatian warga.

Dalam beberapa bulan terakhir, reptil tersebut kerap menampakkan diri ke permukaan sehingga memicu kekhawatiran masyarakat yang beraktivitas di sekitar bantaran kali.

Sejumlah warga berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk menangani keberadaan buaya agar tidak membahayakan keselamatan publik.

"Maunya lebih bagus ditangkap atau dikarantina di mana gitu, supaya enggak meresahkan warga sini," ungkap Susino (54), warga yang ditemui Kompas.com di lokasi, Sabtu (20/12/2025).

Baca juga: Buaya di Kali PIK Kerap Mejeng di Penyekat Sampah untuk Berjemur

var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=Pantai Indah Kapuk, tindakan pemerintah, Kali Cengkareng Drain, buaya di kali&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8yMC8xODU4NDg5MS93YXJnYS1taW50YS1idWF5YS15YW5nLWtlcmFwLW11bmN1bC1kaS1rYWxpLXBpay1kaXRhbmdrYXAtZGFuLWRpa2FyYW50aW5h&q=Warga Minta Buaya yang Kerap Muncul di Kali PIK Ditangkap dan Dikarantina§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `
${response.judul}
Artikel Kompas.id
`; document.querySelector('.kompasidRec').innerHTML = htmlString; } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } }); xhr.open("GET", endpoint); xhr.send();

Susino mengaku kerap memancing di Kali PIK. Ia merasa khawatir karena buaya sering muncul di sekitar lokasi aktivitas warga.

Kekhawatiran serupa disampaikan Ridwan (32). Ia meminta pemerintah segera turun tangan untuk mencari solusi yang tepat terkait keberadaan buaya tersebut, mengingat kawasan tersebut ramai dilalui warga.

"Mendingan untuk pemerintah, buayanya ini benar-benar dicarikan solusi gimana baiknya, karena ini lalu lalang orang banyak banget, takutnya pada enggak tahu mancing di pinggir kali atau bawah, dia (buaya) lagi lapar apesnya enggak tahu dimakan," tutur Ridwan.

Ridwan menyebutkan, buaya yang sering terlihat di kali tersebut berukuran relatif kecil, dengan panjang sekitar 1,5 meter.

Sementara itu, Petugas Keamanan PIK 1, Taufik (27), mengatakan kemunculan buaya di Kali Cengkareng Drain bukanlah fenomena baru. Menurut dia, kawasan tersebut memang telah menjadi habitat buaya jauh sebelum pembangunan kawasan elit PIK.

Baca juga: Buaya Kerap Muncul di Kali Cengkareng Drain, Warga PIK Ketakutan

Biasanya, kata Taufik, buaya muncul ke permukaan untuk berjemur saat cuaca panas.

"Naik ke atas ini dia jemur biasanya jam 10.00 WIB kalau panas. Kemarin baru kali itu muncul setiap hari, cuma kalau airnya hitam enggak mau biasanya dia," ungkap Taufik.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-for-outstream'); });
.ads-partner-wrap > div { background: transparent; } #div-gpt-ad-Zone_OSM { position: sticky; position: -webkit-sticky; width:100%; height:100%; display:-webkit-box; display:-ms-flexbox; display:flex; -webkit-box-align:center; -ms-flex-align:center; align-items:center; -webkit-box-pack:center; -ms-flex-pack:center; justify-content:center; top: 100px; }
LazyLoadSlot("div-gpt-ad-Zone_OSM", "/31800665/KOMPAS.COM/news", [[300,250], [1,1], [384, 100]], "zone_osm", "zone_osm"); /** Init div-gpt-ad-Zone_OSM **/ function LazyLoadSlot(divGptSlot, adUnitName, sizeSlot, posName, posName_kg){ var observerAds = new IntersectionObserver(function(entires){ entires.forEach(function(entry) { if(entry.intersectionRatio > 0){ showAds(entry.target) } }); }, { threshold: 0 }); observerAds.observe(document.getElementById('wrap_lazy_'+divGptSlot)); function showAds(element){ console.log('show_ads lazy : '+divGptSlot); observerAds.unobserve(element); observerAds.disconnect(); googletag.cmd.push(function() { var slotOsm = googletag.defineSlot(adUnitName, sizeSlot, divGptSlot) .setTargeting('Pos',[posName]) .setTargeting('kg_pos',[posName_kg]) .addService(googletag.pubads()); googletag.display(divGptSlot); googletag.pubads().refresh([slotOsm]); }); } }

Meski kerap terlihat, Taufik menilai keberadaan buaya tersebut sejauh ini belum menimbulkan gangguan serius bagi warga.

"Kalau meresahkan sih enggak aman-aman aja, cuma para pengendara pada kaget, lihat jadi tontonan karena dinilai hal baru padahal udah lama," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kecelakaan Maut Mobil Tabrak Motor di Bojonegoro, Pengemudi Tewas usai Kabur
• 20 jam lalurctiplus.com
thumb
Pasar Modal Minggu Ini: IHSG Turun 0,59%, Kapitalisasi Pasar Ikut Melempem
• 23 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Tersangka Pemerasan, Kajari HSU Albertinus Parlinggoman Napitupulu Diduga Terima Rp 1,5 M
• 7 jam lalujpnn.com
thumb
Sinar Mas Land dan Waste4Change Dirikan Rumah Pemulihan Material di Jatiwaringin untuk Atasi Krisis Sampah Tangerang
• 21 jam lalupantau.com
thumb
Bencana Alam dan Taruhan Partisipasi Publik
• 49 menit laludetik.com
Berhasil disimpan.