Sejumlah Jalan di Sumbar Masih Terputus, Pembukaan Akses Terus Dikerjakan

PADANG, KOMPAS — Akses jalan di sejumlah lokasi di Sumatera Barat masih terputus akibat banjir bandang dan longsor pada akhir November lalu. Pembukaan akses jalan terus dikerjakan dan sebagian di antaranya mulai dapat dilewati secara darurat.

Di Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, misalnya, dua jorong masih terisolasi akibat jembatan putus, yaitu Salimpaung, Nagari Malalak Utara, dan Sini Aia, Nagari Malalak Selatan. “Pembukaan akses sedang berlangsung, tetapi belum tuntas,” kata Camat Malalak Ulya Satar, Sabtu (20/12/2025).

Selain dua jorong itu, kata Ulya, akses dari Malalak ke Kota Bukittinggi juga masih terputus. Akses ke Bukittinggi terputus sekitar 4 km dari Malalak hingga Nagari Balingka, Kecamatan IV Koto, karena jalan amblas dan tertutup longsor.

Adapun akses jalan dari Malalak ke Sicincin, Kabupaten Padang Pariaman, lanjut Ulya, sudah terbuka dan dapat diakses dengan mobil roda empat.

Ulya menyebut, akses jalan Malalak ke Bukittinggi sangat vital. Sebab, sebagian penduduk Malalak bekerja dan berdagang di Bukittinggi, begitu pula sebaliknya sebagian pegawai dari Bukittinggi bertugas di Malalak.

“Akses ke Bukittinggi sulit, mesti memutar ke Silaing (Lembah Anai). Biasanya (waktu tempuh) hanya 30 menit, sekarang lebih dari dua jam. Bisa menghabiskan biaya cukup besar,” katanya.

Ulya dan masyarakatnya berharap akses dapat segera terbuka. “Petugas di lapangan sedang bekerja,” ujarnya.

Selain Malalak, akses lainnya masih terputus adalah Jorong Subang-Subang, Nagari Tiku V Jorong. Jembatan ke Subang-Subang terputus. “Mengakses lokasi harus dengan sampan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Agam Rahmad Lasmono.

Di Pasaman Barat, akses ke Nagari Maligi, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, juga masih terputus. Juru bicara BPBD Sumbar Ilham Wahab menyebut di Maligi penampang jembatan habis akibat banjir dan bentangan sungai bertambah besar.

Mulai terbuka darurat

Sementara itu, akses jalan di lokasi lain yang sempat terputus akibat bencana mulai terbuka secara darurat. Di Batu Busuak, Kelurahan Lambung Bukit, Kota Padang, misalnya, jalan yang tergerus Sungai Kuranji kembali dapat dilewati secara darurat dengan sepeda motor.

“Masyarakat, TNI, dan pihak lainnya sedang berupaya menimbun dan memperlebar jalan darurat ini arah ke bukit. Nanti diupayakan ada pengerasan supaya mobil bisa lewat,” kata Lurah Lambung Bukit Andi Defriyan.

Di Kecamatan Palembayan, akses ke Bukittinggi via Kecamatan Palupuh juga terbuka dan dapat dilewati mobil roda empat secara darurat. Sebelumnya, ruas jalan tersebut terputus akibat tertimbun longsor dan jalan amblas di puluhan titik, mulai dari Nagari Tigo Koto Silungkang, Kecamatan Palembayan. 

“Jalan sudah dapat dilewati mobil, tetapi tanah di pinggir jalan belum bersih. Baru terbuka darurat. Kalau hujan lebat, warga masih was-was untuk melewatinya,” kata Nasril (51), Ketua Kelompok Siaga Bencana (KSB) Nagari Tigo Koto Silungkang.

Jalan Nasional Padang-Bukittinggi di Lembah Anai juga sudah dibuka terbatas maksimal hingga roda empat. Uji coba berlangsung pada 16-21 Desember 2025 dengan jadwal terbaru pada pukul 17.00-08.00.

Kepala BPJN Sumbar Elsa Putra Friandi menjelaskan, untuk penanganan darurat, perbaikan jalan hampir selesai mencapai 90 persen. ”Selanjutnya, akan ada penyusunan desain dan persiapan perbaikan permanen, targetnya selesai Juli 2026,” katanya.

Secara terpisah, Bupati Agam Benni Warlis menyebut, sebagian akses di lokasi terdampak bencana di wilayahnya mulai dapat ditempuh kendaraan. Jorong Lambeh, Nagari Ampek Koto Palembayan, Palembayan, sudah dapat dilewati mobil roda empat. 

“Jorong Lambeh hampir tiga minggu tidak bisa dilewati. Hari ini sudah bisa dilewati mobil. Saya baru saja balik dari Lambeh. Dengan mobil masuk, petugas mulai bisa memperbaiki listrik,” katanya.

Meski demikian, Benni mengatakan, akses sebagian lokasi di daerahnya masih terputus, baik akibat jalan amblas, tertutup longsor, maupun jembatan putus. Petugas dari berbagai instansi terus berupaya membuka jalan.

Benni menyebut, untuk jorong yang jembatannya terputus, pemkab telah meminta jembatan bailey kepada TNI. “Kami mengajukan 13 jembatan bailey, tapi karena antrean, kami masih menunggu, ujarnya.

Terkait akses dari Malalak ke Bukittinggi, kata Benni, kerusakan jalan di ruas tersebut sangat berat dan butuh waktu lama. PT Hutama Karya Infrastruktur sedang mengerjakan perbaikan jalan provinsi tersebut. 

“Perbaikan jalan di Malalak memang berangsur-angsur karena banyak titik jalan terputus dan alat berat tidak bisa masuk. Jadi, jalan diperbaiki satu per satu agar bisa masuk ke titik berikutnya,” kata Benni.

Juru bicara BPBD Sumbar Ilham Wahab mengatakan, secara umum, daerah yang terisolasi akibat bencana di Sumbar mulai dapat diakses setidaknya dengan roda dua. Namun, ia mengakui, sebagian lokasi memang belum dapat diakses.

“Petugas terus berupaya membuka kembali semua akses, setidaknya untuk roda dua,” kata Ilham.

Menurut Ilham, upaya pembukaan kembali akses jalan yang terputus akibat bencana di Sumbar memang butuh waktu. Titik yang terdampak bencana sangat luas. Ada 13 kabupaten/kota di Sumbar yang terparah dilanda bencana.

Dengan kondisi tersebut, kata Ilham butuh sumber daya yang sangat besar, baik peralatan maupun manusianya. Kesiapan sumber daya peralatan di Sumbar tentu tidak akan mencukupi dengan jumlah luasan daerah yang terdampak.

“Makanya butuh proses dan butuh waktu untuk kembali memulihkan fungsi sarana dan prasarana vital yang terdampak,” katanya.