Euromaidan di Ukraina: Revolusi atau Kudeta

kumparan.com
11 jam lalu
Cover Berita

Pada tahun 2014, terjadi sebuah pergerakan rakyat mengguncang situasi politik Ukraina yang disebut dengan Euromaidan. Bermula dengan aksi damai yang memprotes kebijakan Presiden Ukraina saat itu, Viktor Yanukovych yang menolak menandatangani Association Agreement dengan Uni Eropa, sebuah langkah yang kedepannya diharapkan bisa membawa masa depan Ukraina yang lebih dekat dengan integrasi Eropa. Dengan serangkaian kekerasan dan represifitas dari pemerintahan Yanukovych, gerakan berkembang dari aspirasi rakyat hingga revolusi yang menentukan masa depan Ukraina.

Namun muncul pertanyaan, apakah Euromaidan memang sebuah pergerakan rakyat yang berusaha mendorong integrasi Ukraina dengan negara-negara Barat, atau sebuah upaya untuk menggulingkan pemerintahan yang sah dengan dalih memperkuat integrasi dan kemajuan nasional. Muncul juga bahwasanya rakyat Ukraina yang pro terhadap perjanjian dengan Uni Eropa tidak ingin negara tetangganya yakni Rusia untuk mencampuri urusan mengenai politik negara mereka. Dengan dasar bahwa Presiden Yanukovych adalah seorang yang pro-Rusia, sehingga menolak menandatangani perjanjian dengan Barat dan Uni Eropa.

Revolusi atau Kudeta

Jika kita mendengar argumentasi pejabat dan pengamat politik Barat, mereka akan mempertahankan narasi bahwa Euromaidan merupakan sebuah revolusi rakyat Ukraina dalam melawan pemerintahan yang korup serta represif yang bahkan tidak ragu untuk membunuh rakyatnya sendiri. Yanukovych sendiri memang beberapa kali melakukan tindakan represif seperti menahan tokoh oposisi, Yulia Tymoshenko dengan dalih kasus kriminal. Bagi mereka, hal ini menjadi legitimasi bagi penggulingan pemerintahan Yanukovcyh di Ukraina pada saat itu.

Namun bagi pejabat Kremlin dan pendukungnya, mereka membangun narasi bahwa Euromaidan merupakan sebuah kudeta yang digagas oleh para tokoh sayap kanan Ukraina yang didukung oleh negara-negara Barat. Mereka berpendapat, seharusnya pemimpin sah yang dipilih secara demokratis seperti Yanukovych seharusnya tidak bisa digulingkan dengan dalih penyalahgunaan kekuasaan. Pernyataan ini tentu bukan alasan, dimana Yanukovych memang seorang pemegang kekuasaan yang sah setelah memenangi Pemilu 2010 di Ukraina.

Untuk mengetahui Euromaidan merupakan sebuah kudeta atau tidak, kita harus mengetahui apa itu kudeta. Menurut ilmuwan politik Samuel Huntington, kudeta adalah sebuah upaya yang dilakukan oleh pemimpin politik untuk menggusur kekuasaan yang sah secara ilegal dan untuk mewujudkan itu maka harus memiliki kendali atas aparat keamanan seperti militer dan polisi.

Dari pernyataan di atas, dapat kita ketahui bahwa kudeta melibatkan tokoh politik atau pejabat negara serta kekuatan militer untuk merebut kekuasaan dengan cara pemaksaan. Sementara yang terjadi di Euromaidan, tidak ada pejabat pemerintahan bahkan hingga militer yang masuk kedalam Euromaidan atau hanya sekadar mendukung. Bahkan sebaliknya, dimana pemerintahan Yanukovych menggunakan aparat keamanan dan cara kekerasan untuk meredam gerakan tersebut.

Sementara mereka yang beranggapan bahwa Euromaidan sebuah kudeta, berpendapat para demonstran menggunakan kekerasan dalam proses demonstrasi. Mereka juga beranggapan bahwa ada pengaruh dari tokoh-tokoh politik sayap-kanan yang memprovokasi agar terjadi kekerasan dalam gerakan ini. Meskipun itu, argumen ini dibantah dengan alasan bahwa partisipan Euromaidan sebenarnya tidak terlalu banyak, dan bisa dibubarkan apabila pemerintah menggunakan cara yang lebih halus. Namun, karena serangkaian represifitas dan kekerasan yang lebih dahulu dilakukan oleh aparat keamanan membuat massa terus bertambah dan bersama-sama untuk melakukan gerakan.

Kesimpulan

Hingga saat ini perdebatan terus berlanjut mengenai legitimasi Euromaidan dan penggulingan Yanukovych yang terus dilapisi kontorversi. Mereka yang tetap percaya bahwa Euromaidan merupakan sebuah revolusi akan terus mempertahankan argumentasinya sama pula dengan pihak yang beranggapan bahwa Euromaidan adalah sebuah kudeta yang didasari dengan kebencian dan kekerasan.

Pada akhirnya terlepas Euromaidan merupakan sebuah revolusi ataupun kudeta, gerakan ini menjadi pendobrak kondisi politik tidak hanya di Ukraina tetapi juga kawasan Eropa. Di mana setelah Yanukovych melarikan diri ke Rusia, kondisi sepenuhnya berubah di Eropa Timur. Rusia mulai menganeksasi wilayah Krimea serta mendukung gerakan separatisme. Seluruh insiden ini diperparah dengan invasi penuh Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 dan mengakibatkan tragedi kemanusiaan terparah di Eropa sejak Perang Dunia II.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Geger Pria Tewas Tergeletak di Pinggiran Jalan Kota Bogor
• 10 jam laludetik.com
thumb
Menhut Lantik 344 Pejabat, Dorong Birokrasi Kehutanan Berpikir Inovatif
• 19 jam lalutvrinews.com
thumb
Hari Bela Negara: Lindungi Kedaulatan Lingkungan Hidup
• 20 jam lalutvrinews.com
thumb
Bahlil: Ini Generasi Baru Golkar, Senior Jangan Terus-menerus Merasa Jadi Ketum
• 18 jam lalukumparan.com
thumb
Kenapa Megawati Hangestri Bantah Rumor Kembali ke Korea Selatan Musim Depan?
• 1 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.