Tangerang, VIVA – Perjuangan atlet loncat indah Indonesia di SEA Games 2025 tidak berhenti di atas papan loncat. Ada rasa sakit, keterbatasan persiapan, hingga cedera yang datang hanya sehari sebelum pertandingan. Namun semua itu tak mampu mematahkan semangat Gladies Lariesa dan Linar Betiliana untuk tetap mengibarkan Merah Putih di podium.
Pasangan nomor womens synchronized platform itu sukses mempersembahkan medali perunggu bagi Indonesia. Prestasi tersebut terasa istimewa karena diraih dalam kondisi yang jauh dari ideal, di tengah cedera dan waktu persiapan yang minim.
Timnas Loncat Indah Indonesia tiba di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta pada Sabtu 20 Desember 2025 pukul 17.35 WIB. Rombongan kemudian dipindahkan ke Terminal 3 bersama atlet dari berbagai cabang olahraga. Sambutan hangat diberikan oleh perwakilan Kemenpora serta pengurus sejumlah induk cabang olahraga.
- Abdul Aziz Masindo/VIVA.co.id
Pelatih Timnas Loncat Indah Indonesia, Ronaldy Herbintoro, mengakui capaian tersebut patut diapresiasi. Ia menyebut target awal tim sebenarnya adalah medali perak.
“Dari pencapaian, sebenarnya kita ditarget perak. Tapi Alhamdulillah bisa tetap meraih medali perunggu. Karena memang atlet salah satunya ada yang cedera. Tapi kita bertanding dalam kondisi cedera. Tapi tetap bisa fight, bisa meraih medali perunggu,” ujar Ronaldy.
Ronaldy mengungkapkan, Pasangan Gladies, Linar Betiliana mengalami cedera pinggang satu hari sebelum pertandingan. Kondisi tersebut membuat tim harus bergerak cepat agar sang atlet tetap bisa tampil.
“Yang cedera Linar Betiliana, di H-1 dia diterapi di tim kesehatan. Alhamdulillah bisa agak mending dan hari H-nya kita bisa bertanding dengan maksimal,” jelas Ronaldy.
Selain cedera, kendala lain datang dari sisi persiapan. Pemusatan latihan yang berlangsung selama tiga bulan tidak sepenuhnya efektif karena tempat latihan beberapa kali digunakan untuk agenda lain.
“Kendala ya persiapan, kita hanya 3 bulan TC-nya. Kemudian dari 3 bulan itu tempat latihan kita terpakai untuk pertandingan beberapa kali, jadi efektif hanya 2 bulan,” jelas Ronaldy.
Sementara itu, Linar Betiliana mengakui momen jelang pertandingan menjadi salah satu fase paling menegangkan dalam kariernya. Cedera yang datang mendadak memaksanya mendapat penanganan intensif.



