Serang (ANTARA) - Gubernur Banten Andra Soni menegaskan penanganan banjir di wilayah Serang memerlukan kolaborasi lintas kewenangan dan langkah cepat di lapangan agar dampak terhadap masyarakat dapat segera teratasi.
Hal itu disampaikan saat memimpin Rapat Koordinasi Penanganan Banjir Kabupaten Serang dan Kota Serang di Pendopo Gubernur Banten, KP3B Kota Serang, Sabtu.
“Koordinasi ini kita lakukan lintas sektor. Kita paham setiap lembaga memiliki kewenangan masing-masing, namun penanganan banjir tetap menjadi tanggung jawab kita bersama,” kata Andra Soni.
Gubernur mengarahkan hasil koordinasi segera diterjemahkan menjadi aksi konkret, termasuk mendistribusikan alat berat pada titik-titik banjir untuk percepatan penanganan darurat.
“Malam ini, atau paling lambat besok pagi, alat berat akan dikirimkan ke beberapa lokasi banjir untuk penanganan darurat, sehingga masyarakat bisa segera merasakan dampaknya,” ujarnya.
Ia juga menekankan mitigasi jangka panjang melalui penanganan sungai secara menyeluruh dari hulu hingga hilir. Menurutnya, solusi tidak dapat dilakukan parsial karena aliran sungai saling terhubung.
“Harapan kita, jangan sampai masyarakat mengalami kejadian yang sama secara berulang. Ini tantangan bagi kita yang diberi amanah, dan hari ini kita bersungguh-sungguh melakukan koordinasi agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat,” katanya.
Baca juga: Banjir rendam enam kecamatan di Kabupaten Serang, warga dievakuasi
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3), Dedi Yudha Lesmana, menyampaikan pihaknya menyiapkan dukungan teknis antara lain dua ekskavator, satu pompa mobile, serta material bronjong dan geobag untuk memperkuat tanggul.
“Saat ini sudah diturunkan dua unit ekskavator, satu unit pompa mobile, serta material penanganan berupa bronjong dan geobag untuk menutup tanggul-tanggul yang jebol,” ucapnya.
Dedi menambahkan pada 2026 BBWSC3 menargetkan penanganan seluruh ruas sungai berisiko banjir bersama Pemprov dan pemerintah daerah setempat. Upaya teknis akan diprioritaskan pada wilayah yang berulang terdampak luapan air sungai.
Kepala Dinas PUPR Banten Arlan Marzan menyatakan penanganan darurat telah berjalan dengan mengerahkan alat berat tambahan. “Untuk Kota Serang, hari ini sudah diturunkan satu alat dan malam ini akan dikirim satu lagi ekskavator amfibi. Mudah-mudahan dengan dua alat ini penanganan bisa lebih cepat,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan kesiapsiagaan bencana ditingkatkan melalui pembentukan posko siaga di lima titik: Serang, Lebak, Pandeglang, Tangerang, dan Malingping. Posko diperkuat 760 personel yang siap dimobilisasi untuk menghadapi cuaca ekstrem. “Kolaborasi ini diharapkan dapat segera mengurangi dampak banjir yang dirasakan masyarakat,” kata Arlan.
Baca juga: Cuaca ekstrem, 4 kabupaten di Banten dilanda banjir hingga longsor
Baca juga: Gubernur Banten dorong penanganan terpadu banjir Cigelam dari hulu
Hal itu disampaikan saat memimpin Rapat Koordinasi Penanganan Banjir Kabupaten Serang dan Kota Serang di Pendopo Gubernur Banten, KP3B Kota Serang, Sabtu.
“Koordinasi ini kita lakukan lintas sektor. Kita paham setiap lembaga memiliki kewenangan masing-masing, namun penanganan banjir tetap menjadi tanggung jawab kita bersama,” kata Andra Soni.
Gubernur mengarahkan hasil koordinasi segera diterjemahkan menjadi aksi konkret, termasuk mendistribusikan alat berat pada titik-titik banjir untuk percepatan penanganan darurat.
“Malam ini, atau paling lambat besok pagi, alat berat akan dikirimkan ke beberapa lokasi banjir untuk penanganan darurat, sehingga masyarakat bisa segera merasakan dampaknya,” ujarnya.
Ia juga menekankan mitigasi jangka panjang melalui penanganan sungai secara menyeluruh dari hulu hingga hilir. Menurutnya, solusi tidak dapat dilakukan parsial karena aliran sungai saling terhubung.
“Harapan kita, jangan sampai masyarakat mengalami kejadian yang sama secara berulang. Ini tantangan bagi kita yang diberi amanah, dan hari ini kita bersungguh-sungguh melakukan koordinasi agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat,” katanya.
Baca juga: Banjir rendam enam kecamatan di Kabupaten Serang, warga dievakuasi
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung Cidurian (BBWSC3), Dedi Yudha Lesmana, menyampaikan pihaknya menyiapkan dukungan teknis antara lain dua ekskavator, satu pompa mobile, serta material bronjong dan geobag untuk memperkuat tanggul.
“Saat ini sudah diturunkan dua unit ekskavator, satu unit pompa mobile, serta material penanganan berupa bronjong dan geobag untuk menutup tanggul-tanggul yang jebol,” ucapnya.
Dedi menambahkan pada 2026 BBWSC3 menargetkan penanganan seluruh ruas sungai berisiko banjir bersama Pemprov dan pemerintah daerah setempat. Upaya teknis akan diprioritaskan pada wilayah yang berulang terdampak luapan air sungai.
Kepala Dinas PUPR Banten Arlan Marzan menyatakan penanganan darurat telah berjalan dengan mengerahkan alat berat tambahan. “Untuk Kota Serang, hari ini sudah diturunkan satu alat dan malam ini akan dikirim satu lagi ekskavator amfibi. Mudah-mudahan dengan dua alat ini penanganan bisa lebih cepat,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan kesiapsiagaan bencana ditingkatkan melalui pembentukan posko siaga di lima titik: Serang, Lebak, Pandeglang, Tangerang, dan Malingping. Posko diperkuat 760 personel yang siap dimobilisasi untuk menghadapi cuaca ekstrem. “Kolaborasi ini diharapkan dapat segera mengurangi dampak banjir yang dirasakan masyarakat,” kata Arlan.
Baca juga: Cuaca ekstrem, 4 kabupaten di Banten dilanda banjir hingga longsor
Baca juga: Gubernur Banten dorong penanganan terpadu banjir Cigelam dari hulu


