Penulis: Redaksi TVRINews
TVRINews, Boyolali
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq menegaskan bahwa program revitalisasi sekolah tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik gedung, tetapi juga menjadi bagian dari strategi besar peningkatan kualitas pendidikan nasional, termasuk penguatan karakter dan sumber daya manusia.
Hal tersebut disampaikan Fajar saat meresmikan hasil Program Revitalisasi Satuan Pendidikan di SMP Negeri 1 Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat, 19 Desember 2025.
Menurutnya, sekolah harus berkembang sebagai ekosistem pembelajaran yang aman, nyaman, dan menggembirakan bagi peserta didik.
"Pembangunan fisik sekolah harus berjalan seiring dengan pembangunan mental, karakter, dan kualitas pembelajaran. Sekolah tidak boleh hanya bagus gedungnya, tetapi juga kuat ekosistem belajarnya," ujar Fajar dalam keterangan tertulis, dikutip dari siaran pers yang diterima tvrinews.com, Sabtu, 20 Desember 2025.
Wamendikdasmen mengapresiasi capaian pembangunan pendidikan di Kabupaten Boyolali, khususnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2024 yang mencapai 75,96.
Angka tersebut berada di atas rata-rata Provinsi Jawa Tengah dan sejajar dengan capaian nasional, yang menurutnya menjadi modal penting dalam penguatan kualitas sumber daya manusia.
Ia juga menyoroti tingginya Angka Partisipasi Sekolah (APS) jenjang SD dan SMP di Boyolali yang telah mencapai kisaran 98–99 persen. Meski demikian, Fajar menekankan pentingnya peningkatan partisipasi pendidikan anak usia dini (PAUD) yang saat ini berada di angka sekitar 89 persen, sejalan dengan persiapan kebijakan wajib belajar 13 tahun.
Dalam kesempatan itu, Fajar kembali menegaskan pentingnya penerapan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat sebagai fondasi pembentukan karakter anak. Menurutnya, kebiasaan hidup sehat, disiplin, aktif bergerak, serta penguatan budaya dan seni menjadi benteng penting di tengah tantangan era digital dan media sosial.
"Revitalisasi sekolah harus dibarengi dengan pembangunan mental anak. Gerakan Tujuh Kebiasaan ini harus dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan," tegasnya.
Terkait program nasional, Fajar menyampaikan bahwa pemerintah di bawah arahan Presiden Prabowo Subianto terus mendorong percepatan perbaikan sekolah rusak.
Pada tahun ini, pemerintah mengalokasikan revitalisasi untuk lebih dari 16 ribu sekolah, dan jumlah tersebut direncanakan meningkat hingga sekitar 60 ribu sekolah pada tahun mendatang.
Selain pembangunan sarana prasarana, pemerintah pusat juga memperkuat peningkatan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas.
Berbagai program pelatihan, beasiswa bagi guru honorer yang belum berkualifikasi S1/D4, serta penguatan Pendidikan Profesi Guru (PPG) terus digencarkan untuk memastikan peningkatan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.
"Revitalisasi fisik, peningkatan kompetensi guru, dan penguatan karakter peserta didik harus berjalan bersama agar tujuan peningkatan mutu pendidikan benar-benar tercapai," ucapnya.
Editor: Redaksi TVRINews



