Jakarta, VIVA – Tora Sudiro kembali memperluas spektrum perannya lewat film horor Janur Ireng: Sewu Dino. Kali ini, ia menghadapi tuntutan fisik tinggi dengan menjalani adegan laga intens dan gerakan akrobatik, bahkan tanpa bantuan pemeran pengganti.
Berbeda dari peran-peran sebelumnya, Janur Ireng: Sewu Dino menempatkan Tora pada sejumlah adegan perkelahian yang menantang. Produksi film ini menuntut kesiapan fisik dan teknis agar proses syuting berjalan aman sekaligus maksimal. Tantangan tersebut membuat Tora melakukan persiapan serius sebelum kamera mulai merekam. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
Tora mengakui pengalaman menjalani adegan fisik tetap menjadi tantangan tersendiri, meski ia telah lama berkecimpung di dunia akting. Ia menyampaikan pengalamannya dengan gaya khasnya saat membahas adegan laga dalam film ini.
"Kalau adegan fighting itu, saya sudah terbiasa dari kecil ya. Terbiasa tidak melakukannya," seloroh Tora.
Untuk menghadapi kebutuhan adegan laga, Tora mengikuti latihan intensif selama dua bulan penuh. Ia menekankan pentingnya persiapan agar risiko cedera dapat ditekan selama proses syuting berlangsung.
“Sebenarnya ada latihannya. Dua bulan sebelumnya kita pelatihan terus. Jadi minim kecelakaan. Mungkin kalau ‘kecetit’ di satu-dua tempat ada, tapi secara keseluruhan aman,” ungkapnya.
Latihan tersebut mencakup koreografi perkelahian hingga penyesuaian gerak tubuh, sehingga setiap adegan dapat dieksekusi dengan presisi saat pengambilan gambar.
Keputusan Tora untuk tidak menggunakan stuntman turut menyedot perhatian. Ia memilih menjalani seluruh adegan berisiko sendiri di depan kamera. Menurutnya, mencari pemeran pengganti dengan postur tubuh serupa bukan perkara mudah.
"Enggak pakai stunt aku. Mana ada stunt yang segede gini?" ujarnya.
Keputusan ini sekaligus mempertegas komitmen Tora dalam mendalami karakter yang ia perankan di Janur Ireng: Sewu Dino.
Dalam film ini, Tora beradu peran dengan Marthino Lio untuk sejumlah adegan laga. Ia merasa terbantu dengan pengalaman Lio yang telah terbiasa menangani koreografi perkelahian.
“Lio sudah jago, jadi kayak orang dance, ada yang jadi lead-nya. Itu lebih enak, si Lio bisa menuntun (lead) saya," katanya.




