Jakarta, VIVA – Aktris sekaligus mantan Anggota DPR RI, Venna Melinda, menyampaikan sikap tegas terkait hujatan yang terus diarahkan kepada putranya, Verrell Bramasta, sejak resmi menjabat sebagai Anggota DPR RI dari Fraksi PAN. Venna menilai publik masih terjebak pada masa lalu Verrell sebagai artis dan gagal melihat kinerjanya sebagai wakil rakyat.
Pernyataan itu Venna sampaikan dalam wawancara baru-baru ini. Ia menyoroti maraknya pengalihan isu yang mengaitkan konten hiburan lama dengan tugas Verrell di parlemen, padahal konten tersebut lahir dari konsep industri hiburan dan tidak merepresentasikan karakter aslinya. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
Venna mengungkapkan bahwa salah satu konten yang paling sering kembali diangkat publik adalah video Verrell mandi menggunakan air mineral. Menurutnya, publik kerap lupa bahwa konten tersebut merupakan bagian dari dunia hiburan yang sarat konsep dan setting produksi.
"Verrell sekarang sudah menjadi wakil rakyat di DPR RI. Tayangan yang sering digoreng itu adalah konten lama ketika dia masih berprofesi sebagai artis. Di dunia entertainment, banyak konten yang disetting oleh tim untuk keperluan hiburan, bukan menunjukkan karakter asli seseorang. Saat syuting di lokasi yang tidak ada air, wajar jika menggunakan air mineral. Tapi yang perlu dipahami adalah, itu konten hiburan yang dikemas untuk menarik perhatian, bukan dokumentasi kehidupan sehari-hari," ujar Venna.
Ia mengaku prihatin karena banyak pihak tidak mampu membedakan konten hiburan yang disetting dengan realitas kerja seorang anggota DPR RI.
"Bahkan ketika Verrell memberikan bantuan kepada masyarakat sekarang, konten lama yang jelas-jelas hasil setting tim produksi itu diedit dan disambungkan, seolah-olah dia tidak bekerja sesuai tupoksi sebagai Anggota DPR RI. Ini pengalihan isu yang sangat tidak fair, orang tidak mau melihat substansi kerja nyata, tapi malah fokus pada konten hiburan yang sudah tidak relevan," tambahnya.
Venna menekankan bahwa dunia hiburan dan politik memiliki karakter yang sangat berbeda. Menurutnya, publik perlu memahami konteks sebelum menilai seseorang.
"Di dunia hiburan, semua ada timnya—ada yang mengatur konsep, bikin konten viral, setting untuk promosi dan engagement. Tapi begitu seseorang masuk politik dengan dedikasi penuh, kenapa konten lama hasil kerja tim itu terus dijadikan ukuran? Ini tidak adil dan tidak logis," jelas Venna.




