Bisnis.com, JAKARTA — PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni memastikan kesiapan penuh armada dan sistem mitigasi untuk mengantisipasi lonjakan penumpang serta risiko cuaca ekstrem selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.
Sekretaris Perusahaan Pelni Evan Eryanto mengatakan sebanyak 55 armada kapal telah dinyatakan laik operasi, terdiri atas 25 kapal penumpang dan 30 kapal perintis. Seluruh kapal tersebut dilengkapi peralatan keselamatan sesuai standar internasional, bahkan mencapai 125% dari kapasitas maksimal penumpang.
Dia menegaskan bahwa setiap kapal telah dibekali lifeboat, life-raft, life-jacket, life-buoy, hingga Marine Evacuation System (MES).
"Kami juga melakukan ramp check menyeluruh serta workshop keselamatan kapal sebagai bagian dari persiapan angkutan Nataru,” ujarnya kepada Bisnis dikutip, Sabtu (20/12/2025).
Tak hanya itu, Pelni juga memperkuat koordinasi lintas lembaga dengan Kementerian Perhubungan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), TNI-Polri, BMKG, hingga pemerintah daerah setempat guna memastikan operasional kapal berjalan aman dan lancar.
Menghadapi puncak musim hujan yang berisiko memicu gelombang tinggi dan hujan intens, PELNI menyiapkan sejumlah langkah mitigasi. Di antaranya adalah pemeriksaan kelaikan kapal secara rutin, penyesuaian rute dan jadwal pelayaran (re-routing), serta pemantauan cuaca secara intensif bersama BMKG.
“Risiko utama pada periode Nataru adalah cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan delay, serta lonjakan penumpang yang memicu kepadatan di pelabuhan maupun di kapal. Ini menjadi tantangan serius yang harus kami kelola dengan cermat,” jelasnya.
Sebagai solusi konkret, Pelni telah melakukan 18 re-routing armada kapal penumpang dan menambah 66 ruas trayek guna mendistribusikan penumpang secara lebih merata. Penyesuaian jadwal juga dilakukan secara dinamis berdasarkan pemantauan cuaca real-time.
Di sisi lain, Pelni mendorong masyarakat untuk membeli tiket lebih awal secara daring melalui aplikasi Pelni Mobile. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi antrean dan kepadatan di pelabuhan, terutama pada masa puncak arus liburan.
"Kami juga berkoordinasi ketat dengan otoritas pelabuhan untuk pengamanan dan kelancaran operasional," terangnya.





