Tren kredit pemilikan rumah (KPR) dengan tenor hingga 50 tahun semakin populer di kalangan generasi muda Jepang, seiring melonjaknya harga perumahan di negara itu.
Dilansir dari Kyodo pada Minggu (21/12/2025), dengan jangka waktu lebih panjang, cicilan bulanan bisa ditekan, namun total pembayaran bunga menjadi lebih tinggi.
Akibatnya, banyak karyawan tetap membayar cicilan bahkan setelah memasuki usia pensiun. Perubahan kebijakan moneter Bank of Japan juga menimbulkan risiko fluktuasi suku bunga yang harus diperhitungkan.
Sejak Juli, PayPay Bank mulai menawarkan KPR 50 tahun, dan data menunjukkan 70 persen nasabah berusia 20-an serta 49 persen berusia 30-an memilih tenor panjang ini. Bank digital lain serta bank regional juga menyediakan pinjaman jangka panjang bagi kelompok usia muda, dengan batas pelunasan maksimal hingga usia 80 tahun.
Takashi Shiozawa dari MFS Inc., penyedia layanan KPR, menghitung jika seorang nasabah meminjam 60 juta yen dengan bunga 0,75 persen per tahun, cicilan bulanan untuk tenor 35 tahun mencapai 160.000 yen, dengan total bunga 8,23 juta yen. Sedangkan untuk tenor 50 tahun, cicilan turun menjadi 120.000 yen per bulan, namun total bunga naik menjadi 11,97 juta yen.
Toshiaki Nakayama dari grup properti Lifull menilai KPR 50 tahun memberi fleksibilitas finansial lebih bagi nasabah. “Pinjaman 50 tahun akan menurunkan cicilan bulanan Anda, memberi Anda lebih banyak uang,” kata Nakayama. Ia menambahkan bahwa sisa dana bisa dimanfaatkan untuk investasi.
Namun, Nakayama mengingatkan agar calon peminjam mempertimbangkan rencana hidup jangka menengah hingga panjang. “Faktor risiko seperti sakit atau kesulitan membayar akibat perubahan pekerjaan juga harus diperhitungkan,” ujarnya. (saf/iss)


