Dua saham Grup Bakrie yang juga dikendalikan Grup Salim, yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA), menjadi sasaran aksi jual asing.
IDXChannel – Dua saham Grup Bakrie yang juga sebagian dikendalikan Grup Salim, yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA), menjadi sasaran aksi jual bersih (net sell) investor asing terbesar sepanjang pekan ini, seiring aksi ambil untung di pasar.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BUMI mencatatkan net sell asing sebesar Rp888,92 miliar di pasar reguler selama sepekan. Tekanan jual tersebut mendorong harga saham BUMI turun 6,52 persen ke level Rp344 per unit dalam periode yang sama.
Meski terkoreksi dalam sepekan terakhir, saham BUMI masih mencatatkan kinerja impresif secara bulanan dengan kenaikan 60,75 persen.
Sementara itu, di bawah BUMI, investor asing juga melepas saham DEWA dengan nilai net sell yang tak kalah besar, mencapai Rp455,26 miliar sepanjang pekan ini. Akibatnya, harga saham DEWA merosot 9,92 persen menjadi Rp545 per unit.
Namun secara bulanan, saham ini masih menguat signifikan, naik 32,93 persen.
Kabar teranyar, BUMI resmi mencaplok 5.734.770 saham Jubilee Metals Limited (JML) atau setara 64,98 persen. Nilai transaksinya mencapai Rp346,93 miliar atau setara 31,47 juta dolar Australia.
Pelaksanaan transaksi ini dilakukan pada 18 Desember 2025.
"Perseroan telah melakukan transaksi pengambil bagian atas sejumlah 3.312.632 saham baru yang diterbitkan oleh JML, suatu perusahaan yang didirikan di Australia Barat, dengan nilai transaksi sebesar Rp346.936.545.540 atau setara dengan 31.470.004 dolar Australia," ujar Direktur BUMI RA Sri Dharmayanti dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (19/12/2025).
Sri mengungkapkan, transaksi ini merupakan langkah strategis yang sejalan dengan rencana transformasi perseroan dan bagian dari program diversifikasi usaha perseroan di luar sektor batu bara.
Presiden Direktur BUMI, Adika Nuraga Bakrie menjelaskan, akuisisi JML selaras dengan strategi perseroan melakukan diversifikasi usaha dengan menargetkan porsi batu bara termal dan batu bara nontermal 50:50 pada 2031. Transformasi ini dirancang untuk memperkuat ketahanan eprseroan menghadapi siklus komoditas.
Dia mengatakan, JML memiliki aset emas berkadar tinggi yang siap memasuki tahap produksi dalam waktu dekat dan berpotensi mendongkrak pendapatan secara signifikan. Kehadiran aset emas ini melengkapi platform tembaga yang belum lama ini diakuisisi.
"Kombinasi kedua aset ini memperkuat roadmap diversifikasi BUMI dan meningkatkan kemampuan kami dalam menghasilkan kinerja yang stabil lintas siklus komoditas," katanya melalui keterangan resmi, Jumat (19/12/2025).
DEWA menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit dengan total nilai Rp1 triliun bersama PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Kesepakatan ini dilakukan pada 19 Desember 2025.
Direktur sekaligus Corporate Secretary DEWA Mukson Arif Rosyidi mengatakan, ada dua jenis fasilitas kredit yang diberikan yakni untuk modal kerja dan investasi.
Pertama, kredit modal kerja senilai Rp850 miliar, dengan jangka waktu dua tahun setelah penandatanganan perjanjian fasilitas kredit. Suku bunga efektif 7 persen per tahun.
"Fasilitas kredit modal kerja akan digunakan untuk mengambil alih secara penuh pekerjaan subkontraktor di proyek PT Kaltim Prima Coal, peningkatan volume pekerjaan di proyek PT Arutmin Indonesia dan untuk mendukung pengembangan proyek perseroan ke depan," ujarnya dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (19/12/2025).
Kedua, kredit investasi sebesar Rp150 miliar. Adapun jangka waktunya lima tahun dengan suku bunga efektif 7 persen per tahun.
"Fasilitas pinjaman kredit investasi akan digunakan untuk mendukung pembelian unit alat-alat berat baru," kata dia. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.


