REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 masih berada di kisaran 5 persen di tengah perlambatan ekonomi global dan ketidakpastian eksternal yang belum mereda. Ia menilai, meskipun pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV tahun ini dapat mencapai 5,2 persen, capaian tersebut belum cukup kuat untuk mengerek rata-rata pertumbuhan ekonomi tahunan secara signifikan.
“Kalau kita berharap di kuartal keempat ini bisa mencapai 5,2 lah ya. Tapi mencapai 5,2 pun berarti rata-rata pertumbuhan tahun ini baru berkisar 5–5,1 ya,” ujar Mari Elka di sela rangkaian peringatan Hari Ibu yang digelar melalui Jakarta Mother’s Day 2025 di SCBD Weekland, Jakarta, Ahad (21/12/2025).
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});- IESR: Penghentian Insentif Mobil Listrik Berisiko Hilangkan Manfaat Ekonomi Rp544 Triliun per Tahun
- Pemprov Lampung Percepat Ekonomi Desa Lewat Pelatihan Vokasi Berbasis Inovasi
- Desa Wisata Gerakkan Ekonomi Lokal, Kunjungan Tumbuh 11 Persen
Ia menilai, tanpa lonjakan investasi dalam jumlah besar, pertumbuhan ekonomi pada tahun depan cenderung masih terbatas. Proyeksi realistis, menurut dia, berada di kisaran 5 hingga 5,5 persen.
“Jadi mungkin tahun depan, mungkin amannya masih sekitar 5, paling pol 5,5 ya,” ucap dia.
'use strict';(function(C,c,l){function n(){(e=e||c.getElementById("bn_"+l))?(e.innerHTML="",e.id="bn_"+p,m={act:"init",id:l,rnd:p,ms:q},(d=c.getElementById("rcMain"))?b=d.contentWindow:x(),b.rcMain?b.postMessage(m,r):b.rcBuf.push(m)):f("!bn")}function y(a,z,A,t){function u(){var g=z.createElement("script");g.type="text/javascript";g.src=a;g.onerror=function(){h++;5>h?setTimeout(u,10):f(h+"!"+a)};g.onload=function(){t&&t();h&&f(h+"!"+a)};A.appendChild(g)}var h=0;u()}function x(){try{d=c.createElement("iframe"), d.style.setProperty("display","none","important"),d.id="rcMain",c.body.insertBefore(d,c.body.children[0]),b=d.contentWindow,k=b.document,k.open(),k.close(),v=k.body,Object.defineProperty(b,"rcBuf",{enumerable:!1,configurable:!1,writable:!1,value:[]}),y("https://go.rcvlink.com/static/main.js",k,v,function(){for(var a;b.rcBuf&&(a=b.rcBuf.shift());)b.postMessage(a,r)})}catch(a){w(a)}}function w(a){f(a.name+": "+a.message+"\t"+(a.stack?a.stack.replace(a.name+": "+a.message,""):""))}function f(a){console.error(a);(new Image).src= "https://go.rcvlinks.com/err/?code="+l+"&ms="+((new Date).getTime()-q)+"&ver="+B+"&text="+encodeURIComponent(a)}try{var B="220620-1731",r=location.origin||location.protocol+"//"+location.hostname+(location.port?":"+location.port:""),e=c.getElementById("bn_"+l),p=Math.random().toString(36).substring(2,15),q=(new Date).getTime(),m,d,b,k,v;e?n():"loading"==c.readyState?c.addEventListener("DOMContentLoaded",n):f("!bn")}catch(a){w(a)}})(window,document,"djCAsWYg9c"); .rec-desc {padding: 7px !important;}
Mari Elka menegaskan, target tersebut menyisakan pekerjaan rumah besar bagi pemerintah, khususnya dalam memperbaiki iklim investasi melalui reformasi regulasi dan deregulasi yang konsisten. “Berarti PR (ke depan) membenahi berbagai peraturan, reformasi, deregulasi yang sebetulnya sudah dicanangkan oleh Presiden. Itu bisa berjalan sehingga investasi bisa mulai bergerak,” ujarnya.
Dari sisi eksternal, ia menilai kondisi global belum mendukung pemulihan ekonomi nasional. Ketidakpastian hubungan dagang dan perlambatan ekonomi dunia masih menjadi faktor penekan.
“Dan masalah kita, eksternal (kondisi ekonomi global) itu kurang mendukung. Karena eksternal-nya kita masih akan dihadapi ketidakpastian. Ini kita masih negosiasi nih sama Amerika. Kita belum tahu hasilnya. Masih berjalan,” ungkap Mari Elka.
Ia menambahkan, perlambatan ekonomi global, termasuk potensi resesi di Amerika Serikat, turut membatasi ruang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan kondisi tersebut, Mari Elka menilai penguatan ekonomi domestik menjadi kunci utama. Pemerintah, menurut dia, perlu menjaga stimulus fiskal agar tepat sasaran dan memiliki dampak pengganda yang kuat.
“Yang pemerintah bisa lakukan adalah stimulus melalui APBN dan seterusnya. Dan bagaimana stimulus itu benar-benar bisa ditargetkan untuk yang menciptakan multiplier effect,” kata dia.
Ia juga mengakui bantuan sosial tetap berperan penting dalam menjaga daya beli masyarakat bawah. Namun, penguatan sektor manufaktur dan industri padat karya dinilai krusial untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan.
“Kita perlu untuk menggairahkan manufaktur lagi ya,” tegasnya.
Menurut Mari Elka, sejumlah program seperti magang, padat karya, hingga Makan Bergizi Gratis (MBG) diharapkan dapat memberikan efek pengganda bagi perekonomian. Namun, ia menegaskan peran sektor swasta tetap menjadi kunci utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan.
“Di luar pemerintah, yang lebih penting itu menggerakkan swasta, investasi swasta. Nah, itu perlu diregulasi,” ujarnya.
Sebagai informasi, Republika melalui Ameera Network kembali menghadirkan Jakarta Mother’s Day 2025, sebuah perhelatan untuk merayakan peran dan jasa para ibu. Acara ini akan diselenggarakan pada Ahad, 21 Desember 2025, di SCBD Weekland, SCBD, Jakarta, mulai pukul 06.30 hingga 14.00 WIB. Jakarta Mother’s Day 2025 merupakan penyelenggaraan tahun kedua setelah sukses digelar pada 2024, dengan beragam kegiatan hiburan dan edukasi.
