Pertahanan Laut Jadi Bagian Strategi Diplomasi dan Kebijakan Nasional

mediaindonesia.com
2 jam lalu
Cover Berita

DETERRENCE modern tidak lagi sekadar tentang kemampuan militer, tetapi juga merupakan kombinasi cerdas antara strategi, kapabilitas, dan kolaborasi lintas sektor.

Demikian disampaikan Rizki Marman Saputra dalam disertasinya berjudul Membangun Deterrence Effect Negara Maritim: Studi Mengenai Dinamika Sistem Pertahanan Indonesia, pada sidang terbuka promosi doktor (S3) Program Studi Kajian Strategik dan Global di Sekolah Pascasarjana Pembangunan Berkelanjutan (SPPB) Universitas Indonesia (UI), Jakarta, Jumat (19/12/2025).

Dalam disertasinya, Rizki menggali secara mendalam hubungan antara kekuatan militer, diplomasi maritim, industrialisasi pertahanan, dan pemanfaatan geografi strategis Indonesia.

Dalam penelitian itu, Rizki menempatkan pertahanan laut tidak hanya sebagai instrumen militer, tetapi juga sebagai bagian dari strategi diplomasi dan kebijakan nasional.

"Melalui pendekatan dinamika sistem pertahanan, disertasi ini mengkaji posisi maritim Indonesia dalam konteks keamanan kawasan dan tantangan global," ujarnya.

Menurut dia, penelitiannya menawarkan rekomendasi yang dinilai dapat memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi tantangan keamanan regional, sekaligus jadi referensi penting dalam perumusan kebijakan pertahanan yang futuristik, terukur, dan adaptif.

Rizki berharap hasil penelitiannya bakal terus menginspirasi dialog kebijakan dan menjadi landasan penguatan pertahanan maritim Indonesia di masa depan.

"Karya ilmiah ini tidak hanya menjadi sumbangan pemikiran, tetapi juga menawarkan paradigma baru tentang bagaimana Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dapat membangun efek tangkal yang kuat di tengah dinamika geopolitik yang terus berubah. Saya harap penelitian yang visioner dan sarat nilai strategis ini menjadi masukan bagi masa depan pertahanan Indonesia," pungkas Rizki yang merupakan doktor ke-46 SPPB UI tersebut.

Sidang promosi doktor tersebut dipimpin Prof Supriatna selaku Ketua Penguji, Prof Gumilar Rusliwa Somantri bertindak sebagai promotor, dengan Athor Subroto sebagai ko-promotor. Adapun tim penguji terdiri atas sejumlah akademisi dan pakar, yakni Prof Yon Machmudi, Prof Susanto Zuhdi, Abdul Rivai Ras, Julian Aldrin Pasha, serta Basir S. (H-2)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Gempa Bumi Magnitudo 5,2 Guncang Pohuwato Gorontalo
• 20 jam lalurctiplus.com
thumb
Cara Sederhana agar Hidup Lebih Tenang dan Seimbang, Tidak Perlu Rumit
• 17 jam lalugenpi.co
thumb
Nataru 2025/2026: Pelabuhan Ciwandan Layani 1.631 Penumpang dan 1.328 Kendaraan
• 20 jam lalutvonenews.com
thumb
Tak hanya Migran Prosedural, Perlindungan Kini Menjangkau Pekerja Tanpa Dokumen
• 23 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Ditahan Borneo FC, Bek Persebaya Janji Tak Akan Cetak Gol Bunuh Diri
• 15 jam lalubola.com
Berhasil disimpan.